Konsumsi Gula, Garam, serta Lemak Berlebih Sebabkan Penyakit Jantung, Diabetes, dan Penyakit Berikut

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi batasan konsumsi gula, garam dan lemak

TRIBUNHEALTH.COM - Banyak penelitian yang menggarisbawahi dampak signifikan dari konsumsi berlebihan gula, garam, dan lemak.

Mengonsumsi makanan tinggi 3 kandungan tersebut dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit yang berhubungan dengan jantung.

Risiko diabetes pun juga meningkat ketika seseorang memiliki pola makan tinggi gula, garam, serta lemak.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasannya.

Baca juga: Manfaat Rutin Makan Tahu bagi Pengidap Diabetes, Gula Darah Jadi Stabil dan Kadar Kolesterol Turun

Makan gula berlebih

Ilustrasi gula (Pixabay.com)

Asupan gula yang berlebihan, terutama dari gula tambahan yang terdapat pada makanan olahan dan minuman manis, telah menjadi faktor risiko penyakit jantung.

Respons tubuh terhadap konsumsi gula yang tinggi melibatkan serangkaian perubahan metabolisme yang dapat menyebabkan obesitas, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, pola makan kaya gula memicu peradangan kronis, penyebab utama aterosklerosis—penyempitan dan pengerasan arteri secara bertahap yang mendasari banyak gangguan kardiovaskular.

Dengan memicu akumulasi plak di dalam dinding arteri, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya aliran darah, meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan kejadian kardiovaskular merugikan lainnya.

Baca juga: 5 Makanan untuk Melawan Diabetes, Cegah Lonjakan Gula Darah Sekaligus Turunkan Kolesterol

Garam

Ilustrasi konsumsi garam (Pixabay)

Penggunaan garam secara berlebihan, yang sering kali ditemukan secara berlebihan pada makanan olahan dan kemasan, menimbulkan tantangan besar terhadap kesehatan jantung.

Asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium dan kalium dalam tubuh, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah—faktor risiko penting untuk penyakit jantung.

Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur tekanan darah dengan mengatur ekskresi natrium.

Namun pola makan kaya natrium membebani mekanisme pengaturan ini, sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.

Hipertensi yang diakibatkannya menambah tekanan pada jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan komplikasi kardiovaskular lainnya.

Baca juga: 3 Sayur Penurun Tekanan Darah untuk Penderita Hipertensi, Mulai dari Bayam hingga Wortel

Lemak tidak sehat

Ilustrasi beberapa makanan yang mengandung lemak trans (aceh.tribunnews.com)

Lemak tidak sehat, terutama lemak jenuh dan lemak trans yang ditemukan dalam makanan yang digoreng, potongan daging berlemak, dan banyak makanan ringan yang dijual secara komersial, tak kalah berbahaya.

Lemak ini telah terbukti meningkatkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), yang biasa disebut kolesterol "jahat", dalam aliran darah.

Peningkatan kadar kolesterol LDL berkontribusi pada pembentukan timbunan plak di dinding arteri, mempersempit arteri dan menghambat aliran darah ke organ vital.

Seiring waktu, hal ini dapat berujung pada aterosklerosis, serangan jantung, dan kejadian kardiovaskular lainnya.

Halaman
12