TRIBUNHEALTH.COM - Daging merah manjadi salah satu jenis daging yang disukai oleh banyak orang karena memang rasanya yang nikmat.
Daging merah sendiri dapat bersumber dari daging sapi, kambing, babi, dan juga domba.
Meskipun enak dikonsumsi, namun konsumsi daging merah dikaitkan dengan peningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Melansir laman Health, mengonsumsi dua porsi daging merah setiap minggu dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 pada orang dewasa.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Nutrition, dua porsi daging merah yang belum diolah setiap minggu dikaitkan dengan risiko 51 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Baca juga: 6 Kebiasaan Ini Ternyata Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes, Pastikan untuk Menghindarinya
Diabetes tipe 2 merupakan suatu kondisi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.
Diabetes tersebut dapat Anda kelola dengan cara memperbaiki pola makan dan melakukan pengobatan.
"Untuk mempermudah, kami merekomendasikan untuk membatasi konsumsi daging merah tidak lebih dari dua porsi per minggu dan sekali saja akan lebih baik," ungkap Xiao Gu, PhD, penulis utama studi tersebut dan peneliti pascadoktoral di bidang nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health, mengatakan kepada Health.
Selain mencatat dampak negatif daging merah terhadap risiko diabetes tipe 2, para peneliti menemukan bahwa partisipan yang mengganti protein nabati dengan daging merah mengalami penurunan risiko diabetes tipe 2.
Gu menjelaskan bahwa protein nabati, seperti kacang-kacangan, biasanya tinggi lemak tak jenuh dan rendah lemak jenuh.
"Idenya adalah mengganti daging merah, yang secara tradisional merupakan sumber protein utama, dengan sumber protein nabati yang sehat dalam pola makan," ungkap Gu.
Baca juga: 5 Jenis Minuman yang Harus Dihindari Saat Gula Darah Tinggi, Termasuk Teh Manis hingga Jus Buah
Dampak Daging Merah Tedahap Insulin
Terdapat beberapa aspek berbeda dari daging merah yang dapat mengganggu kebutuhan insulin tubuh.
"Lemak tidak jenuh dapat mengurangi fungsi sel beta dan mengurangi sensitivitas insulin," kata Grace Derocha, RDN, CDES, MBA , ahli gizi terdaftar dan spesialis perawatan dan pendidikan diabetes bersertifikat serta juru bicara Akademi Nutrisi dan Dietetika kepada Health.
Jika hal ini terjadi, tubuh mungkin tidak dapat memproduksi insulin sebanyak yang dibutuhkan untuk menyimpan kelebihan gula darah.
"Apalagi insulin yang diproduksi mungkin tidak seefektif menjalankan tugasnya sebagai kunci membuka sel untuk menyimpan kelebihan gula darah," kata Derocha.
Derocha menjelaskan, secara khusus rendahnya kandungan lemak tak jenuh ganda (PUFA) pada daging merah dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Baca juga: 7 Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes, Dapat Mengontrol Gula Darah
Di sisi lain, mengganti sebagian asupan daging merah dengan makanan yang lebih tinggi PUFA dapat mengurangi resistensi insulin.
"PUFA spesifik, asam linoleat, yang dikonsumsi untuk menggantikan 5 persen lemak jenuhnya (seperti daging merah), menunjukkan penurunan resistensi insulin," ungkapnya.
Namun, kandungan lemak jenuh bukan satu-satunya aspek daging merah yang bisa menjadi penghambat insulin pada seseorang.
Baca tanpa iklan