TRIBUNHEALTH.COM - Diabetes dan minuman serta makanan yang serba manis memang kerap dikaitkan satu sama lain.
Mengonsumsi minuman manis terlalu sering merupakan salah satu kebiasaan yang bisa memicu terjadinya diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Namun satu hal yang perlu dicatat, dampak mengonsumsi minuman manis rupanya bukan hanya diabetes.
Sering minum manis dapat meningkatkan berat badan dan bahkan meningkatkan risiko kanker.
Minuman manis juga dikaitkan dengan kondisi mental, di mana bisa meningkatkan risiko depresi jika dikonsumsi berlebihan.
DihimpunĀ Kompas.com dari situs kesehatanĀ WebMD danĀ Healthline, berikut ini sederet dampak buruk minuman manis.
Meningkatkan berat badan
Konsumsi gula berlebih, termasuk dari minuman, dapat meningkatkan risiko obesitas.
Pasalnya, konsumsi minuman yang manis dapat meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk makan atau minum minuman yang manis lebih banyak.
Meningkatkan risiko penyakit jantung
Minum minuman manis yang terlalu berlebihan tidak hanya akan memicu obesitas, tetapi juga akan meningkatkan level trigliserida, gula darah, dan tekanan darah, yang juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bahkan, terlalu sering minum minuman manis juga sudah terbukti dapat meningkatkan risiko stroke.
Baca juga: Pilu, Haslina Dapat Kabar Ayah Meninggal Dunia 15 Menit sebelum Wisuda, Berjuang Lawan Stroke
Memicu jerawat
Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat olahan, termasuk makanan dan minuman yang manis, dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat.
Pasalnya, konsumsi minuman yang manis dapat meningkatkan gula darah dan kadar insulin sehingga memicu peningkatan sekresi androgen, produksi minyak, dan inflamasi, sehingga jerawat dapat muncul atau bertambah parah.
Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Minum minuman yang manis secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Pasalnya, kebiasaan ini dapat memicu peningkatan berat badan dan lemak tubuh sehingga risiko diabetes juga akan meningkat.
Meningkatkan risiko kanker
Minum manis secara berlebihan dapat memicu obesitas yang juga akan meningkatkan risiko kanker.