TRIBUNHEALTH.COM - Pola asuh overprotektif merupakan pengasuhan yang terlalu melindungi anak atau terlalu berlebihan dalam melindungi anak.
Biasanya hal ini dilakukan orangtua karena terlalu khawatir terhadap risiko dan bahaya yang akan dialami oleh anaknya.
Melansir HelloSehat, berikut ini beberapa contoh pola asuh overprotektif, antara lain:
- Melarang anak bermain di taman karena takut kotor dan terluka
- Tidak mau mengajari anak naik sepeda karena takut anak jatuh
- Selalu ingin memantau gerak-gerik anak
Hal-hal tersebut apabila dilakukan terus menerus oleh orangtua dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Baca juga: Tak Sarankan Pola Asuh Overprotektif, Psikolog Adib : Keterampilan Anak Tidak Akan Berkembang
Baca juga: 10 Tips Supaya Awet Kenyang walaupun Makan Lebih Sedikit, Dapat Bantu Menurunkan Berat Badan
Anak yang terlalu sering mengalami pola asuh overprotektif, dapat menyebabkan anak tersebut kreativitasnya tidak berkembang dan susah bersosialisasi.
Lantas, bagaimana cara mencegah pola asuh overprotektif tersebut?
Dilansir TribunHealth dari kanal YouTube Tribun Health, Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.psi.,M.Psi bagikan cara mencegah pola asuh overprotektif.
Psikolog Adib Setiawan menjelaskan, untuk mencegah pola asuh overprotektif saat anak memasuki usia remaja, orangtua dan anak harus sering berkomunikasi.
Baiknya orangtua mulai memberikan kepercayaan kepada anak ketika anak sudah memasuki usia remaja agar anak juga mau bercerita kepada orangtua.
Baca juga: Psikolog Adib Singgung Pentingnya Orangtua Ajarkan Moral Value pada Anak, Bantu Anak Bersosialisasi
"Baiknya orangtua jangan terlalu menasehati, kalau anak ngomong 10 kalimat, orangtua kalau bisa hanya ngomong dua kalimat."
"Jadi biarkan anak itu bercerita banyak," terang Psikolog Adib Setiawan.
Pasalnya, beberapa orangtua kerap khawatir jika anak tersebut terlalu diberi kebebasan.
Kendati demikian, orangtua tetap dapat mengontrol pergaulan anak dengan melihat lingkungan pergaulan sekitarnya.
Alih-alih melarang anak keluar bermain dengan teman-temannya, orangtua lebih baik memantau lingkungan pertemanan anak tersebut.
Menurut Psikolog Adib Setiawan, jika orangtua terlalu overprotektif, misalnya anak hanya berdiam diri di rumah dan terlalu sering main game, itu sama bahayanya dengan terlalu membebaskan anak.
Baca juga: Ingin Tinggi Badan Anak Maksimal? Lakukan 10 Latihan Berikut Ini
Baca juga: Ingin Tambah Cerdas? dr. Zaidul Akbar Beberkan 13 Makanan yang Dapat Tingkatkan Kecerdasan
"Kalau orangtua terlalu overprotektif dan anak hanya di rumah, dapat menyebabkan anak susah berkomunikasi ketika di luar rumah," jelas Psikolog Adib Setiawan.
"Bahkan anak juga dapat terancam mengalami skizofrenia, mengalami depresi, megalami kecemasan, itu juga bahaya ketika anak tidak bisa bergaul di luar."
"Tapi paling tidak di usia SD ini, ketika anak bergaul di luar perlu dikontrol kata-katanya. Kalau ada kata-kata kasar, baiknya orangtua menasehati, yang penting orangtua tidak berkata-kata kasar. "
"Nanti anak juga akan lebih baik dan semakin bisa mengendalikan diri."
"Oleh karena itu, anak-anak penting sekali dibekali nilai-nilai moral. Nilai moral tersebut dapat diperoleh dari sekolah, kedua dari orangtua itu sangat penting, ketiga dari pendidikan agama."