TRIBUNHEALTH.COM - Pola asuh overprotektif merupakan pengasuhan yang terlalu melindungi anak.
Biasanya hal ini dilakukan oleh orangtua yang terlalu khawatir terhadap risiko dan bahaya yang akan dialami oleh anaknya.
Menurut Psikolog Adib Setiawan, melindungi anak atau memproteksi anak tidak boleh sembarangan, melainkan harus disesuaikan dengan usia masing-masing anak.
Misalnya mulai dari lahir atau bayi, mulai dengan cara memakaikan baju supaya anak tidak kedinginan, supaya tidak kepanasan, artinya hal tersebut memproteksi anak dari situasi bahaya dari lingkungannya.
Baca juga: Hilangkan Stres yang Melanda dengan Menerapkan 7 Tips Berikut, Salah Satunya Mendengarkan Musik
Akan tetapi yang namanya over tidak selalu bagus, termasuk juga overproteksi ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.psi.,M.Psi dalam tayangan YouTube TribunHealth yang dilansir Tribun Health.
Overprotektif tidak akan menjadi baik karena melindungi anak atau memproteksi anak tidak sesuai dengan usianya, sehingga terlalu berlebihan.
"Yang namanya anak itu ada tugas-tugas perkembangan yang harus dia kuasai, contoh misalnya anak usia satu tahun setengah berlatih jalan, kalau orangtua terlalu overprotektif anak tidak dilatih jalan, di gendong terus, akhirnya jalannya jadi terlambat atau merangkaknya jadi terlambat."
"Jadi overprotektif itu intinya jangan berlebihan dalam melindungi anak, tentunya anak biar berkembang sesuai dengan usianya," jelas Psikolog Adib Setiawan.
Baca juga: Madu Mengandung 80 Persen Gula, Apakah Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes?
Overprotektif Sebabkan Keterampilan Anak Tidak Berkembang
Psikolog Adib Setiawan imbau para orangtua tidak terlalu overprotektif terhadap anak-anaknya.
Ia mengimbau para orangtua, ketika anak masih SD baiknya dilatih untuk naik sepeda, agar ketika usianya memasuki remaja, anak tersebut sudah bisa naik sepeda.
Hal tersebut termasuk salah satu contoh untuk menghindari pola asuh overprotektif yang dilakukan oleh orangtua.
"Kenapa tidak bisa naik sepeda, ternyata overprotektif, takut jatuh. Padahal keterampilan naik sepeda itu dibutuhkan oleh remaja."
"Kenapa? karena agar bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain," terang Psikolog Adib Setiawan.
Psikolog Adib Setiawan tegaskan agar para remaja tidak didik dengan pola asuh overprotektif.
Baca juga: Ingin Tambah Cerdas? dr. Zaidul Akbar Beberkan 13 Makanan yang Dapat Tingkatkan Kecerdasan
Jika orangtua tidak memperbolehkan anak keluar rumah, tidak boleh bertemu teman, yang terjadi adalah dapat membuat anak remaja tersebut menjadi minder.
Anak remaja yang hanya menghabiskan waktu di rumah dan bermain game bisa menyebabkan anak tersebut tidak bisa berkembang.
Psikolog Adib Setiawan menyarankan untuk mulai melatih anak-anak remaja SMP memesan makanan sendiri, memesan ojek sendiri, hingga melatih hal-hal mandiri lainnya.
Salah satu dampak terlalu overprotektif terhadap anak remaja adalah dapat membatasi keterampilan sang anak.
Tentunya jika orangtua yang terlalu overprotektif, akhirnya keterampilan anak itu tidak berkembang.
Baca juga: 10 Tips Supaya Awet Kenyang walaupun Makan Lebih Sedikit, Dapat Bantu Menurunkan Berat Badan
"Contohnya adalah keterampilan bersepeda, bersepeda ini adalah keterampilan yang semestinya dimiliki oleh remaja," ungkap Psikolog Adib Setiawan.
"Kalau remaja tidak bisa bersepeda, artinya terlambat."
"Contoh lain selain bersepeda adalah berkomunikasi. Remaja kita harus bisa berkomunikasi dengan temannya."
"Kalau dia tidak berani berkomunikasi, itu artinya dia terlambat."
"Bagaimana memahami teman, menyesuaikan diri dengan teman, berkomunikasi dengan guru, itu harus dikuasai para remaja," lanjut Psikolog Adib Setiawan.
Baca juga: Tingkatkan Kekebalan Tubuh dengan Konsumsi Ikan Salmon, Kaya Vitamin D hingga Magnesium
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.psi.,M.Psi dalam tayangan YouTube TribunHealth.
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)