Trend dan Viral

Imbas Boikot Produk Israel, Transaksi Pasar Diprediksi Anjlok 50 Persen, Bisa Picu Gelombang PHK

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ILUSTRASI - Swalayan boikot produk Israel sesuai anjuran MUI

TRIBUNHEALTH.COM - Sejumlah masyarakat di Indonesia menyerukan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel, buntut peperangan dengan Palestina.

Namun, dampak boikot produk Israel mulai terasa.

Imbasnya, nilai transaksi di pasar bisa turun hingga 50 persen.

Jika terus berlarut bukan tidak mungkin ada kemungkinan muncul gelombang PHK.

Berikut ini sederet fakta-faktanya.

Baca juga: Tak Hanya Gaza, Israel Juga Lakukan Agresi di Tepi Barat, Tembaki Wilayah Penduduk Palestina

Transaksi diprediksi anjlok 50 persen

Melansir Kompas.com, Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia atau AP3MI memproyeksikan aksi boikot produk yang terafiliasi dengan Israel bisa membuat transaksi di pasar modern anjlok hingga 50 persen.

Sekretaris Jenderal AP3MI Uswati mengungkapkan, penurunan transaksi itu lantaran mayoritas barang yang ada dalam aksi boikot tersebut merupakan produk pareto atau produk konsumer seperti sampo, susu balita, dan minuman ringan.

"Pengurangan penjualan produk pareto biasanya dari isu yang kecil dan berkembang. Mungkin transaksi di pasar hilir bisa berkurang sampai 50 persen dan target ekonomi pemerintah akan sulit tercapai," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Dinilai sulitkan konsumen

Gara-gara Jadi Pendukung Zionis dalam Genosida di Gaza Palestina Imbas Konflik Berdarah, Warga Dunia Beramai-ramai Boikot Brand Merk Terkenal dari Israel (Instagram/@imaansworldx)

Hal ini juga diamini oleh Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey.

Roy mengatakan, aksi tersebut akan menyulitkan konsumen mendapatkan produk yang dibutuhkan.

Dia mencontohkan, seorang bayi yang membutuhkan susu murni yang harus dibeli di ritel, namun, tidak bisa membeli lantaran adanya aksi boikot tersebut.

"Nah ini yang disayangkan, karena kebutuhan ibunya ini untuk membelanjakan untuk bayinya ini dan membutuhkan, akhirnya harus tergantikan, dan bahkan bisa berdampak akan menjadi masalah," ujarnya.

Baca juga: Pilu, Dokter di Gaza Pakai Gula dan Cuka untuk Bius Luka Pasien, Obat-obatan Habis

Berdampak negatif pada dunia kerja

Roy juga mengatakan, produk-produk makanan dan minuman yang diproduksi di pabrik juga telah bersertifikat halal dan menyerap tenaga kerja.

Sehingga, aksi boikot tersebut tentu akan berdampak pada kinerja produksi.

"Karena konsumen ketika berbelanja, ketika mengonsumsi, maka berkontribusi juga di ekonomi, karena konsumsi rumah tangga kita 51,8 persen itu dari konsumsi rumah tangga," tuturnya.

Lebih lanjut, Roy berharap aksi boikot produk pro Israel tidak mengganggu hak konsumen.

"Jadi tidak enak karena berbagai macam hal yang berdampak pada masyarakat dan konsumen itu sendiri," ucap dia.

Demonstran pro-Palestina mengadakan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 10 Oktober 2023, untuk mengecam pemerintah Israel dan menuntut agar Amerika Serikat menghentikan dukungannya terhadap negara tersebut, menyusul serangan Hamas dari Gaza dan serangan balasan Israel terhadap negara tersebut. wilayah pesisir. Sejumlah organisasi islam mulai dari Front Persaudaraan Islam (FPI), GNPF Ulama hingga PA 212 akan menggelar Aksi Bela Palestina pada Rabu (11/10/2023) pukul 13.00 WIB di Kedubes Amerika. (Photo by BAY ISMOYO / AFP)
Halaman
12