TRIBUNHEALTH.COM - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan puluhan orang teroris yang berencana menggagalkan Pemilu 2024.
Mereka kompak menganggap demokrasi sebagai sebuah kemaksiatan semata.
Ini sebabnya mereka ingin pesta demokrasi itu gagal.
Berdasarkan keterangan polisi, 42 teroris itu awalnya bermula dari sebuah kajian yang dipimpin UR pada Agustus 2023 silam.
Kemudian mereka masuk dalam gurp WA dan saling berbagi materi dari ISIS.
Melansir Kompas.com, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Warganet Ramai Posting Buah Semangka untuk Dukung Palestina, Apa Maksudnya?
Lakukan penyerangan saat Pemilu
Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar membongkar pengakuan salah satu tersangka teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diamankan.
Dia adalah UR, satu dari 42 tersangka.
"Saya akan mungkin mencuplikan keterangan yang disampaikan oleh salah satu tersangka yang mengatakan bahwa pada Agustus 2023, yang bersangkutan mengikuti suatu acara kajian di suatu tempat yang dipimpin oleh saudara UR. UR ini yang sudah ditangkap di kelompok 40 pertama yang menyampaikan rencana terkait untuk menggagalkan pemilu," ujar Aswin dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Aksi amaliyah merupakan sebutan untuk aksi teror atau penyerangan.
"Dengan menggunakan senjata tajam, atau senjata api, dan yang paling kita sangat tidak inginkan adalah biasanya bom bunuh diri," ucap dia.
"Jadi ini memang keterangan yang atau pernyataan yang didiskusikan oleh mereka di dalam kelompoknya. Sehingga kami ingin menekankan sekali lagi bahwa kasus ini akan terus diselidiki dan dikembangkan oleh Densus 88," kata Aswin.
Baca juga: VIRAL 2 Bocah 14 Tahun Dikabarkan Nikah Siri, Fakta Baru Terkuak setelah Kejari Sampang Turun Tangan
Demokrasi hanya maksiat
Para teroris yang diamankan meyakini bahwa Pemilu hanyalah sebuah kemaksiatan.
"Bagi mereka pemilu adalah rangkaian demokrasi, di mana demokrasi itu adalah maksiat, demokrasi ini adalah sesuatu yang melanggar hukum bagi mereka," ucap Aswin di Mabes Polri.
"Sehingga ada keinginan untuk mengagalkan atau untuk menganggu jalannya proses pesta demokrasi tersebut," ujar dia.
Baca juga: Sosok Putri Indonesia 2013, Whulandary Herman Debat dengan Miss Israel Soal Palestina, Tuai Pujian
Berbagi materi dari ISIS
Kemudian, Aswin mengungkapkan, puluhan tersangka teroris tersebut juga tergabung ke dalam sebuah grup WhatsApp bernama Muslim Uniter atau Ummatan Washatan.
Di dalam grup WA itu, mereka saling membangkitkan semangat untuk kegiatan-kegiatan yang sebenarnya, yakni berkaitan dengan aksi berupa tindak pidana terorisme.