"Berhati-hatilah saat berbelanja, membuat daftar dapat membantu, sehingga mengurangi pembelian impulsif," ujar Albers.
Menurutnya, berbelanja online dapat mengurangi kebiasaan belanja impulsif.
Lalu, letakkan makanan sehat secara strategis di depan lemari es, sehingga lebih mudah untuk diakses dan dikonsumsi.
2. Merasa senang, sedih, atau stres
Kondisi emosional juga bisa menjadi penyebab makan berlebihan, baik negatif atau positif.
Dr. Albers menyarankan kita untuk merenung sejenak sebelum makan dan bertanya pada diri sendiri penyebab rasa lapar yang muncul itu.
"Terkadang, mengambil jeda saja dapat mencegah Anda melakukan makan secara emosional," ujarnya.
3. Makan dalam porsi besar
Seseorang tanpa disadari makan berlebihan karena punya kebiasaan untuk selalu menghabiskan hidangan yang ada di hadapannya, khususnya saat makan di restoran.
Untuk situasi ini, disarankan mencermati menunya untuk mencegah memesan dengan impulsif.
"Anda mungkin juga terpengaruh oleh orang-orang yang makan bersama Anda, jadi pastikan Anda menilai rasa lapar Anda sendiri dan tidak hanya mengikuti apa yang orang lain pesan," pesan Dr. Albers.
Baca juga: Rekomendasi 5 Jenis Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Ada Hibiscus hingga Chamomile
Baca juga: Sering Dimasukkan dalam Menu Diet, Inilah Manfaat Ubi Jalar dalam Menurunkan Berat Badan
4. Bosan
"Kebosanan makan adalah pemicu nomor satu dari makan berlebihan tanpa berpikir panjang," ungkap Dr. Albers.
Kita cenderung sering melakukannya di titik dan lokasi tertentu, seperti saat nonton TV atau duduk di meja kerja.
Pahami perilaku diri sendiri dan akui kebiasaan buruk tersebut lalu biasakan berpindah lokasi ketika kebosanan melanda.
Bisa juga minum sesuatu yang dingin untuk membantu menghilangkan rasa bosan.
5. Tersedia
Terkadang kita makan tanpa berpikir karena hidangan itu tersedia di hadapan kita, misalnya saat scrolling media sosial sambil makan keripik.
Akibatnya, kita tidak memperhatikan berapa banyak yang sudah dimakan.
"Dengan melakukan ini, Anda kehilangan rasa lapar," kata Dr. Albers.