TRIBUNHEALTH.COM - Sedentary lifestyle atau ketidakaktifan fisik adalah fenomena di mana sebagian besar waktu individu dihabiskan dalam posisi duduk atau berbaring dengan sedikit atau tanpa aktivitas fisik yang cukup.
Fenomena ini merupakan masalah kesehatan global yang semakin umum terjadi di era modern, terutama di negara-negara dengan gaya hidup yang cenderung lebih santai dan ketergantungan pada teknologi.
Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan sedentary behavior sebagai perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari, di luar waktu tidur.
Baca juga: Surya Paloh Terdiam Tanggapi Temuan Rp 30 M di Rumah Mentan SYL, Cak Imin Buka Suara
Misalnya seperti menonton TV dalam waktu lama, bermain video game, duduk berjam-jam di depan komputer, atau bahkan menggunakan kendaraan untuk jarak pendek yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Semua ini mencerminkan gaya hidup yang kurang aktif.
Sobat sehat perlu ingat bahwa sedentary lifestyle dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan.
Dampak negatif sedentary lifestyle
Kekurangan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Orang yang menjalani sedentary lifestyle cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak seimbang, dan resistensi insulin.
Dilansir dari laman ayosehat.kemkes.go.id, sirkulasi darah yang buruk dan metabolisme tubuh yang terganggu dapat menyebabkan kesulitan dalam memecah lemak dan gula, mengakibatkan peningkatan berat badan.
Kebiasaan ini juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, dan kecemasan.
Baca juga: SAH! Harga BBM Turun, Ini Daftar Terbaru Per 1 Oktober 2023 di SPBU Seluruh Indonesia
Bahkan, risiko kematian dini pun dapat meningkat.
Sedentary lifestyle memiliki dampak buruk yang beragam pada tubuh manusia, termasuk peningkatan risiko kematian akibat berbagai penyebab, kematian akibat penyakit kardiovaskular, risiko kanker, serta risiko gangguan metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan dislipidemia; gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan osteoporosis; depresi; dan gangguan kognitif.
Oleh karena itu, mengurangi perilaku tidak aktif dan meningkatkan aktivitas fisik keduanya penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Semakin lama kita tidak bergerak, semakin besar risiko yang kita hadapi terhadap berbagai masalah kesehatan.
Baca juga: Risiko Serius Kebiasaan Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Tips atasi sedentary behavior
Orang yang kurang aktif memiliki risiko kematian 20-30 persen lebih tinggi daripada mereka yang cukup aktif.
Bahkan, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia, dengan dua juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gaya hidup malas ini.
Namun, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sedentary behavior ini.
Langkah sederhana yang bisa diambil di rumah meliputi melakukan pekerjaan rumah tangga, berkebun, dan berolahraga di rumah.