Trend dan Viral

Pandemi 2.0 Dipercepat? dr. Tifa Sebut Dalam 2 Bulan Akan Ada Lockdown, WFH dan Wajib Masker

Penulis: dhiyanti.nawang
Editor: dhiyanti.nawang
Dokter Tifa menyebut pademi 2.0 dipercepat dan dalam satu dua bulan akan ada aturan lockdown, work from home (WFH) dan wajib masker

TRIBUNHEALTH.COM - Tifauzia Tyassuma yang merupakan ahli epidemiologi molekuler dan praktisi makanan kesehatan menyebutkan jika pandemi 2.0 yang dijadwalkan pada tahun 2025 ternyata dimajukan menjadi tahun 2023.

Tifauzia Tyassuma atau yang kerap disapa dr. Tifa menyampaikan jika dalam satu dua bulan kedepan akan kembali diterapkan peraturan lockdown, Work From Home (WFH) dan wajib masker.

Pernyataan ini disampaikan dr. Tifa dalam sebuah tulisan dalam akun X (Twitter) pribadinya, @DokterTifa pada Rabu (6/9/2023).

"Pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025, ternyata dimajukan, bukan di 2024, tetapi di 2023," kata dr. Tifa.

"Dalam sebulan dua bulan, akan ada peraturan Lockdown, WFH, dan aturan pakai Masker," tambah dr. Tifa yang dikenal sebagai pendukung Anies Baswedan ini.

Baca juga: KEJAM! Bocah di Aceh Dikeroyok 3 Pemuda, Pelaku Juga Merampas Ponsel Korban

Lebih lanjut, menurut dr. Tifa agar masyarakat tidak protes dan patuh, maka alasan utama aturan itu adalah karena polusi udara.

"Pertama agar masyarakat tidak protes, maka alasannya adalah Polusi Udara. Chemtrails terus ditaburkan, DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, Langit dibuat jadi Forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga Batubara atau BBM." katanya.

Dilansir dari laman Wartakotalive.com, ia menyarankan pertama-tama agar meningkatkan imunitas dengan baik seperti metode yang pernah ia berikan di postingan Twitter sebelumnya.

"Dua Beli Ivermectin dan Hydroxychloroquine. Untuk jaga-jaga. Tiga Jadilah orang baik, perbaiki Ibadah, sholat ditambah khusyu dan tepat waktu, rajin-rajin sedekah , perbanyak amal jariyah. Bismillah. Wa Makaru Wamakarrallah," ujar dr. Tifa.

Beberapa jam setelah postingannya itu, dr. Tifa kembali mencuit bahwa menyaksikan sejumlah anak TK dan SD yang sudah mulai diwajibkan menggunakan masker sepanjang hari di sekolah.

Baca juga: Buntut Makan Keripik Terpedas di Indonesia, Bocah 14 Tahun Tewas Usai Ikut One Chip Challenge

"Baru saya bilang tadi pagi Eh anak-anak kecil TK SD sudah disuruh pakai Masker sepanjang hari di sekolah. Sudah hilang otak rupanya yang punya kebijakan," kata dr. Tifa.

Ia juga mempertanyakan mengapa guru menurut dan orang tua diam.

"Gurunya juga, kenapa pada nurut. Orangtua juga kenapa pada diam. Anak anak kecil masa tumbuh kembang otak, 8 jam dibekap Masker, toksisitas CO2 yang berasal dari keluarnya nafas yang dihirup kembali secara terus-menerus, akan bikin sel otak rusak dan gagal tumbuh," kata dr. Tifa.

Baca juga: Hati-hati, Obesitas Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Begini Penjelasannya

Kualitas Udara Jakarta Buruk

Berdasarkan data IQAir pada Rabu (6/9/2023) pagi pukul 06.00 WIB kualitas udara di Jakarta kembali ke status tidak sehat dengan indeks kualitas udara AQI US 151 dan polutan utama PM2.5. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Angka AQI US ini lebih kecil dibandingkan dengan angka kualitas udara hari sebelumnya di AQI US 156.

Cuaca Jakarta pagi ini berkabut dengan suhu 24 derajat celcius, kelembapan 74 persen, angin 7,4 hm/h dan tekanan 1.013 mbar.

Dalam rangking kota AQI langsung dari beberapa kota di Indonesia, Rabu pukul 06.00 WIB, kota Palembang, Sumatera Selatan menjadi urutan pertama dari 10 rangking kota berpolusi buruk.

Provinsi Banten dan Jawa Barat masih mendominasi provinsi berpolusi tidak sehat. Dan Jakarta sudah tidak masuk dalam kota berpolusi paling buruk.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Ibu kota Sumatera Selatan akhir-akhir ini kondisinya tidak sehat.

Baca juga: Hobi Pakai Kutek alias Cat Kuku? Waspada Beragam Dampak Bisa Terjadi

Halaman
12