TRIBUNHEALTH.COM - Kasus bunuh diri sepertinya masih marak terjadi.
Dalam sepekan terakhir ini, senter terdengar informasi meninggalnya dua mahasiswa perguruan tinggi negeri di Kota Semarang.
Pertama yaitu mahasiswa berinisial KMF yang ditemukan meninggal di dalam kamar kos di Patemon, Gunungpati, Kota Semarang pada Selasa (8/8/2023).
Selanjutnya yang kedua adalah mahasiswa berinisial MFSP yang ditemukan meninggal dalam posisi tergantung di Lapangan Tembak Kodam IV Diponegoro, Tembalang, Kota Semarang pada Jumat (11/8/2023).
Diketahui jika KMF merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan MFSP merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip).
Dilansir dari laman TribunJateng.com, mahasiswa yang meninggal dunia di Patemon belum bisa dipastikan apakah karena sakit, kecelakaan, atau tidak wajar.
Hingga kini belum terdapat pernyataan resmi dari pihak kepolisian, hanya saja dari pihak rekan dan keluarga disebutkan korban sering mengalami sakit tiba-tiba pingsan.
Baca juga: JIJIK Lihat Konten Oklin Fia, Sonny Septian Kasihan dengan Keluarga Oklin, Begini Pesan Umi Pipik
Kendati demikian, saksi mata bernama Akhmad menceritakan pengalamannya sebelum penemuan meninggalnya rekan satu kosnya tersebut pada Tribun Jateng, Minggu (13/8/2023).
"Saya terakhir ketemu dia hari Jumat (4/8/2023) untuk menagih iuran listrik, sekitar abis magrib," ungkapnya.
Saat menagih tersebut, korban berada dalam kamar dan Akhmad mengetuk pintu kamar korban.
Korban membukakan sedikit pintu dan tidak terlihat tersenyum atau menjawab sapaan darinya.
Tentu saja interaksi tersebut sempat membuatnya canggung.
Kabarnya, selama hampir sepekan tinggal di kos yang sama, korban tak pernah berinteraksi dengan siapapun.
"Saya pikir dia introvert karena selama ini cuma keluar kos, masuk kamar, tidak pernah bertegur sapa padahal saya sudah membuka pintu kamar kalo pengen kenalan atau ngobrol," ungkap Akhmad.
Baca juga: TEMBUS Rp 29 Juta per Bulan, Benarkah Tukin Kemenag Naik? Ini Daftar Tukin yang Diterima PNS Kemenag
Hari Sabtu-Minggu (5-6/8/2023), tidak ada keanehan yang terjadi dalam kosnya yang hanya berpenghuni 4 orang.
Tak ada suara erangan, minta tolong, keributan, atau suara lainnya saat ia berada di dalam kamar atau di lingkungan kos.
Akhmad mengaku selama hari tersebut, ia banyak menghabiskan waktu di luar kos, namun kembali setelah malam untuk beristirahat.
Baru kemudian Senin (7/8/2023) sore, sepulangnya dari kampus, ia mencium aroma tidak sedap.
Saat itu aroma sangat menyengat dan Akhmad mencoba menetralisir dengan parfum kopi yang ia miliki.
"Jelang malam, aroma mulai mereda, tidak menyengat seperti sebelumnya," ujarnya.