TRIBUNHEALTH.COM - Sosok Usman Sugalih menjadi saksi bisu dengan tewasnya penambang di tambang emas Banyumas.
Meski dirinya selamat dari lubang tambang emas Banyumas, terdapat penyesalan yang mendalam darinya karena gagal menyelamatkan keponakan dan 7 rekan seprofesinya.
Saat kejadian, Tuhan masih menyelamatkan dirinya sehingga selamat dari kejadian nahas tersebut.
Melansir TribunJateng, pada Selasa (1/8/2023) sore, tangis haru keluarga mewarnai penutupan operasi SAR delapan penambang yang terjebak dan tidak dapat dievakuasi di Desa Pancurendang.
Baca juga: Ponsel Milik Kapolda Jawa Tengah Diretas Ayah & Anak, Penangkapan Pelaku Libatkan 27 Anggota Polisi
Tujuh hari sudah Tim SAR gabungan mencoba mengevakuasi delapan penambang emas di Banyumas.
Nyatanya, proses evakuasi tersebut mengalami jalan buntu. Hingga akhirnya Basarnas menutup operasi tersebut dengan menyatakan delapan penambang hilang.
Keluarga korban mengaku ikhlas dan mengapresiasi Basarnas dan gabungan yang telah berusaha keras mengevakuasi.
Kenangan pahit rasanya teringat jelas di kepala Usman Sugalih (41).
Ia merupakan salah satu penambang emas atau gurandil asal Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor yang mengadukan nasibnya ke lubang tambang emas ilegal di Banyumas, Jawa Tengah.
Berbeda nasib dengan delapan rekannya yang terjebak di dalam lubang, Usman Sugalih menjadi salah satu gurandil yang selamat.
Sebab, saat peristiwa itu terjadi ia sedang tidak berada di dalam lubang tersebut.
Baca juga: Kapolres Gresik Berikan Respon Santai Terkait Curhatan Wanita yang Anaknya Gagal Ujian SIM 13 Kali
Baca juga: Sering Bau Mulut saat Bangun Tidur? Berikut Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
"Saya sift siang, pukul 17.00 WIB saya keluar, pukul 20.00 WIB itu malem rabu pada masuk delapan orang itu. Dua jam kemudian saya dapet info ada yang bocor ke lubang orang Bogor," ujarnya kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).
Setelah mendapat kabar tersebut ia berupaya menyelamatkan rekan-rekannya, akan tetapi air begitu cepat menggenangi lubang yang memiliki kedalaman 60 hingga 70 meter itu.
"Saya cek ternyata betul di kedalaman 25 meter itu air sangat gede banget, dan saya ingin menolong rekan-rekan di dalam sangat tidak memungkinkan, akhirnya saya naik ke atas sekian menit air itu masuk ke sumuran pertama," terangnya.
Kejadian kelam itu sungguh diluar dugaannya.
Usman Sugalih tak menyangka rekan-rekan seprofesinya kini telah tiada.
Terkubur di dalam lubang tambang emas untuk selama-lamanya.
Baca juga: HORE! Tak Hanya Gaji PNS Saja yang Naik, Gaji PPPK Juga Naik dengan Nominal Lebih Besar
Ia mengaku segala resiko menjadi penambang emas sudah tergambar dibenaknya.
Akan tetapi segala rasa takut itu kalah dengan tekad yang bulat untuk mencari nafkah.
"Kalau resiko mah udah tau, kalau musibah kan engga ada yang tau mau dimana juga. Harapannya kan pulang semua, berhasil semua," katanya.