TRIBUNHEALTH.COM - Ratusan warga Garut, Jawa Barat, tiba-tiba ditagih untuk membayar utang oleh sebuah lembaga permodalan.
Padahal mereka tidak pernah sekalipun mengajukan pinjaman dan menerima uang tersebut.
Kuat dugaan, mereka adalah korban pinjaman fiktif.
Kasus ini menjadi sorotan karena jumlah korban mencapai 560 orang, yang berada di Desa Sukabakti.
Dilansir TribunHealth.com dari TribunJabar.com, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Lebih Mahal dari iPhone Terbaru, Harga iPhone 2007 Naik Ratusan Kali Lipat, Laku Rp 2,8 Miliar
Utang Ratusan Ribu hingga Jutaan Rupiah
Kaur Umum Desa Sukabakti menjelaskan warganya banyak yang ditagih utangoleh PNM.
Tak tanggung-tanggung, nominalnya mulai ratusan ribu rupiah hingga Rp2 juta.
Korban tersebar di enam RW di desa setempat.
"Ya, memang betul, banyak warga yang ada di data PNM, tapi (warga) tidak merasa meminjam. Jumlahnya (sementara) yang sudah masuk ke Desa, ada 407 orang," ujar Kartini, Selasa (18/7/2023), dikutip dari Tribun Jabar.
Ia menyebut, pihak desa, saat ini, tengah melakukan pendataan dan klarifikasi warga yang merasa jadi korban.
Baca juga: Gratis untuk Warga Jateng, Ini Cara Mengurus Balik Nama Motor dan Mobil Tanpa KTP Pemilik Lama
Penyalahgunaan data KK dan KTP
Menurut dugaan Kartini, kasus ini bermula dari kebocoran data diri warga, yakni KK dan KTP.
"Kan ini masih dalam penyelidikan jadi belum menentukan siapa-siapanya. Iya (datanya bocor)," ungkapnya.
Menyusul kasus ini, Polres Garut langsung membuka posko pengaduan.
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky mengatakan, pihaknya membuka dua posko pengaduan untuk memberikan kesempatan bagi korban maupun pihak yang dirugikan, melaporkan peristiwa serupa.
"Kami sudah melakukan pendalaman. Di Polsek (Tarogong Kidul) dan Polres juga sudah membuka posko pengaduan, kami buka juga di Polres," kata Yonky saat diwawancarai awak media di kawasan Tarogong Kidul, Rabu (19/7/2023).
Baca juga: Polisi Terjunkan Pasukan Penjinak Bom Guna Geledah Tas Mencurigakan, Isinya di Luar Dugaan Petugas
Belum ada laporan resmi
Meski masih dalam pendalaman, pihaknya menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah Desa Sukabakti.
"Intinya, ini masih terus ada update setiap hari terkait dengan peristiwa ini. Namun, kami tetap memastikan bahwa situasi di sana tetap terjamin," ungkapnya.