TRIBUNHEALTH.COM - Semangka merupakan salah satu buah yang banyak dikreasikan menjadi beragam menu minuman dan makanan selama Puasa Ramadhan.
Buah semangka utamanya dimanfaatkan sebagai takjil saat buka puasa, seperti es buah, es semangka, atau olahan lainnya.
Buahnya yang segar dan manis menjadikan semangka cocok untuk membangkitkan energi setelah berpuasa seharian.
Tak hanya itu, ternyata semangka juga memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.
Situs medis Healthline menyebut beragam manfaat buah semangka antara lain, memasok asupan cairan, bagus untuk jantung, mencegah peradangan, dan sebagainya.
Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, berikut manfaat semangka untuk kesehatan, sehingga cocok dipilih untuk takjil.
Membantu tetap terhidrasi
Tetap terhidrasi penting agar tubuh berfungsi dengan baik, terlebih lagi setelah menahan diri tidak minum seharian karena puasa.
Pengaturan suhu tubuh, fungsi organ, pengiriman nutrisi ke sel, dan kewaspadaan hanyalah beberapa proses tubuh yang bergantung pada hidrasi yang memadai.
Makan makanan dengan kandungan air yang tinggi dapat membantu memberikan tubuh air yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik.
Semangka terdiri dari 92 persen air, menjadikannya pilihan tepat untuk asupan air harian.
Selain itu, karena kandungan airnya yang tinggi, semangka memiliki kepadatan kalori yang rendah — dengan kata lain, sangat sedikit kalori dibanding berat totalnya.
Makan makanan dengan kepadatan kalori rendah, seperti semangka, dapat membantu manajemen berat badan, karena memberikan rasa kenyang lebih lama.
Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Penderita Darah Tinggi, Termasuk Buah Pisang dan Semangka
Cegah peradangan
Buah semangka bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi peradangan dan stres oksidatif.
Peradangan sendiri adalah pendorong utama banyak penyakit kronis.
Kombinasi antioksidan, likopen, dan vitamin C dalam semangka dapat membantu menurunkan peradangan dan kerusakan oksidatif.
Dalam satu penelitian, tikus yang diberi bubuk semangka mengembangkan lebih sedikit stres oksidatif dan tingkat protein C-reaktif penanda inflamasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Selain itu, penelitian selama 8 minggu memberi 31 orang dengan obesitas dan penanda inflamasi tinggi dengan 500 mg vitamin C dua kali sehari.
Mereka menunjukkan penurunan penanda inflamasi yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Baca juga: Penelitian Ungkap Manfaat Menambahkan Susu dalam Kopi, Bantu Tubuh Melawan Peradangan