TRIBUNHEALTH.COM - Dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif, dr. Bonauli Simajuntak, Sp.B. Subsp. BD(K) menjelaskan risiko tindakan laparaskopi.
Laparaskopi adalah suatu tindakan yang umum dilakukan untuk mengatasi penyakit batu empedu.
Meski sudah banyak dilakukan, tindakan ini juga tak luput dari risiko.
Baca juga: dr. Hasan Maulahela Ungkap Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pasien saat Jalani Pengobatan Batu Empedu
Bona menjelaskan, tindakan ini bisa berisiko pada pasien yang memiliki masalah kesehatan tertentu.
Seperti memiliki gangguan penapasan atau gangguan pompa jantung.
"Kita tidak bisa banyak memasukkan udara dalam rongga perut, itu harus diperhatikan," ujar Bonauli dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Disamping gangguan penapasan, seorang wanita hamil juga masuk sebagai kategori yang berisiko untuk melakukan tindakan laparoskopi.
Bila laparaskopi harus dilakukan pada ibu hamil, tentu akan ada serangkaian aturan yang ketat untuk menjamin kondisi keamanan ibu hamil.
Baca juga: Cara Deteksi Kehamilan dengan Risiko Tinggi, Ikuti Panduan Dr. dr. Wiku Andonotopo Sp.OG Subspes Kfm
Sama halnya dengan tindakan operasi yang lain, laparaskopi bisa menimbulkan komplikasi pendarahan.
Arti Laparaskopi
Laparaskopi jika dijelaskan pada setiap kata, ialah laparas (perut) dan kopi (kamera). Artinya suatu tindakan dengan memasukkan kamera.
Sebelum ada tindakan laparaskopi, sebelumnya ada laparoktomi.
Keduanya memiliki kegunaan yang sama, yakni mengangkat kantung empedu.
Tetapi perbedaanya hanya pada sayatan dan prosedur meletakkan alatnya.
"Pada laparoskopi, kita akan memasukkan sayatan lewat lubang kunci atau dengan teropong (metode teropong)."
"Lalu kita masukkan kamera, kemudian gas untuk menggembungkan ruang operasinya di dalam perut agar alat-alat bisa dimasukkan," jelas Bonauli.
Baca juga: Metode Operasi yang Dapat Dilakukan Oleh Penderita Miom, Berikut Ulasan dr. William Halim, Sp.OG
Karena memberikan sayatan yang kecil, maka akan mengakibatkan keluhan nyeri yang berkurang dan lama perawatan di rumah sakit akan lebih cepat dibanding tindakan operasi konvensional.
Bahkan beberapa pasien ada yang cukup melakukan perawatan satu hari saja di rumah sakit.
Penanganan Batu Empedu
Perlu diketahui, bahwa penyakit batu empedu acapkali tidak bergejala.