TRIBUNHEALTH.COM - Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subspes Kfm membagikan cara dalam mendeteksi kehamilan dengan risiko tinggi.
Memiliki kondisi kehamilan dengan risiko tinggi tentu akan memberikan kewaspadaan pada ibu hamil.
Namun sayangnya, tak banyak ibu hamil yang menyadari kondisi kehamilannya cukup berisiko.
Baca juga: Konsumsi Asam Folat, Vitamin E dan Susu Persiapan Hamil bisa Mempercepat Kehamilan?
Lalu bagaimana cara untuk mendeteksi kehamilan dengan risiko tinggi?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, berdasarkan pernyataan Wiku untuk mendeteksi keadaan ini bisa didapat dari melakukan pemeriksaan penunjang pada saat awal kehamilan.
Misalnya pemeriksaan:
- Darah
- Gula darah
- Kolesterol
Baca juga: Kolesterol yang Tinggi Bisa Mengendap Menjadi Batu Empedu, Berikut Beberapa Faktor yang Memengaruhi
- Ginjal
- Saluran kemih.
"Dari hasil pemeriksaan akan diketahui apakah kehamilan tanpa risiko atau berisiko," sambung Wiku.
Apabila memang dibutuhkan kembali pemeriksaan tambahan, maka bisa dilakukan bersama sub spesialis konsultan fetomaternal.
Kondisi Kehamilan Berisiko Tinggi
Ada sejumlah kondisi yang justru berisiko tinggi pada saat kehamilan terjadi.
Berdasarkan pemaparan Wiku, kondisi ini bisa ditemui pada seorang wanita hamil dengan kategori:
- Usia di atas 35 tahun
Baca juga: Kondisi Ibu Hamil yang Dianjurkan Melakukan Pengobatan IPM, Simak Penuturan dr. Isrun Masari. Sp.An
- Miliki riwayat kehamilan berulangkali
- Riwayar caesar lebih dari dua kali
- Hipertensi saat kehamilan
- Kelainan jantung
- Pernah melahirkan anak cacat.
"Itu yang kita namakan dengan kehamilan berisiko tinggi," imbuh Wiku.
Baca juga: Ibu Hamil Alami Infeksi Kulit, Bagaimana Nasib Janin? Ini Penuturan dr. As Zuhruf Rudhuwan
Untuk melakukan intervensi ini, dibutuhkan penanganan yang tepat.
Umumnya masalah kehamilan dengan risiko tinggi dapat dikonsultasikan bersama konsultan fetomaternal yang merupakan sub spesialis dari profesi dokter kandungan.
"Bila dokter kandungan bisa melakukan intervensi kenapa tidak, namun jika ada kebutuhan khusus dan merasa perlu konsultasi maka bisa dirujuk dengan konsultan sub spesialis fetomaternal.
Baca juga: dr. Hari Purwanto Sebut Campak Jerman Lebih Berbahaya Bagi Ibu Hamil Dibandingkan Campak Biasa
Penjelasan Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subspes Kfm ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)