Kerap Menjadi Perbincangan, PMS Sebenarnya Normal atau Tidak Normal? Ini Kata dr. Mafisah

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi sinrom pms

TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa perempuan mengalami PMS atau Sindrom Pra-menstruasi.

Ketika PMS tentu akan membuat beberapa wanita mengeluhkan rasa sakit, bahkan bisa mempengaruhi kondisi psikologis.

Sering menjadi pertanyaan, sebenarnya PMS tergolong normal atau tidak.

dr. Mafisah menjelaskan, PMS hampir terjadi ke semua wanita yang memang secara funsgionalnya bisa muncul.

Tetapi sekitar 15 persen asimtomati, artinya tidak bergejala.

Ataupun bergejala tetapi tidak terlalu mempengaruhi perempuan tersebut, maka tidak merasakan apapun.

Jika dikatakan PMS normal, hampir semua wanita mengalaminya karena memang fungsional.

ilustrasi sinrom pms (grid.id)

Baca juga: Jangan Sepelekan Sindrom Pra-Menstruasi atau PMS, Berikut Penjelasan dr. Mafisah

Tentunya tidak perlu memusingkan kenapa mengalami beberapa keluhan yang dirasa sebelum menstruasi karena semua perempuan seperti itu.

Tetapi perlu dilihat kembali gejala yang dialami.

Sebagian wanita mengalami PMS tanpa gejala dan sebagian besar mengalami perubahan emosi.

Selama gejala yang dialami ringan ataupun masih bisa ditangani, maka tidak akan menjadi masalah.

Perlu diketahui gejala PMS ini tidak ada jangka panjangnya karena muncul sebelum terjadi menstruasi.

Gejala PMS ini akan hilang setelah menstruasi, walaupun tidak hilang sempurna hampir teregresi secara signifikan ketika menstruasi.

Baca juga: Lakukan Pemeriksaan Ini Jelang Menikah agar Tidak Alami PMS, Simak Tips Dokter Berikut

PMS atau Pra-menstruasi sindrom memang munculnya sebelum menstruasi.

dr. Mafisah menyampaikan, biasanya PMS ini terjadi antara 10 sampai 14 hari sebelum menstruasi.

Karena PMS muncul di saat fase-fase ovulasi dan tentunya setiap orang juga berbeda-beda.

Gejala PMS dibagi menjadi fisik maupun psikologis.

Tetapi untuk mudahnya, ada yang membagi PMS menggunakan abjad yakni AHCD.

- A : Anxiety atau kecemasan

Kecemasan ini termasuk gejala yang paling banyak ditemukan sekitar 80 persen.

Baca juga: Mengapa Ketika Siklus Menstruasi Wanita Cenderung Mengalami Mood Swing? Begini Kata Psikolog

Halaman
12