Perempuan yang mengalami PMS datang dengan keluhan anxiety.
Anxiety ini bisa cemas, gelisah, mudah tersinggung, dan tegang.
- H : Hyperhidrasi
DIsebut hyperhidrasi karena dirasakan seperti berat badan yang bertambah sebelum menstruasi.
Selain itu juga merasakan perut sering kembung, kaki dan tangan bengkak, maupun payudara terasa nyeri.
- C : Craving
Rasa ingin makan terus menerus, bahkan bisa saja over eating.
Bahkan bisa saja craving atau ingin sesuatu yang spesifik, seringnya adalah karbohidrat sederhana atau produk-produk makanan manis.
Baca juga: Apakah Konsumsi Minuman Dingin saat Menstruasi Memicu Terjadinya Penggumpalan Darah?
Misalkan saat hendak menstruasi merasa lebih menyukai cokelat dan makanan ataupun minuman manis lainnya.
- D : Depresi
dr. Malifah menyampaikan bahwa depresi ini prevalensinya paling kecil sekitar 20 oersen.
Tetapi sebenarnya depresi yang paling membahayakan.
Karena depresi dari tingkatannya bisa ringan misalnya merasa sering kelelahan, tidak ingin melakukan aktivitas, cenderung rendah diri.
Ketika muncul sampai depresi berat bisa saja memiliki keinginan untuk bunuh diri.
dr. Malifah mengatakan bahwa PMS tidak bisa dianggap ringan, walaupun prevalensinya 50 persen memang gejala ringan dan tidak mengganggu aktivitas.
Baca juga: Melakukan Olahraga ketika Menstruasi Bisa Meminimalisir Nyeri Haid, Begini Penjelasan dr. Binsar
Tetapi sekitar 30an persen gejalanya sudah tergolong sedang.
Sehingga sedikit banyak mengganggu aktivotas, tetapi fungsinya masih baik.
Misalkan masih bisa bekerja dengan baik walaupun mungkin ada libur atau absen.
Tetapi sekitar 15 persen atau paling banyak seringnya 5 sampai 10 persen mengalami PMS berat.
Ketika mengalami PMS berat maka sudah tidak bisa berfungsi dikehidupan sosial maupun profesionalnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Pontianak bersama dengan dr. Mafisah. Seorang konselor medis program centra remaja khatulistiwa PKBI daerah Kalbar.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)