"Kita harus bedakan dahulu, lapar atau emotional/stres eating," ucap Dianda.
Didukung oleh Dokter Jiwa
Karena meningkatnya nafsu makan pasca mengalami tekanan psikis, banyak yang mengatakan kondisi ini sebagai stress eating.
Adalah kondisi yang dikaitkan dengan perilaku makan.
Maka membuat seseorang yang stres cenderung akan banyak makan-makanan berkalori tinggi.
Baca juga: Nafsu Makan dan Minum Bisa Turun Akibat Gingivostomatitis, Jadi Berisiko Dehidrasi
Lalu membuat seseorang yang mengalaminya akan merasa nyaman.
"Merasa lebih tenang dan stress bisa berkurang, padahal sebenarnya nggak," ungkap Andri yang merupakan dokter spesialis kesehatan jiwa.
Fakta Stres Picu Banyak Makan
Andri melanjutkan, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung memicu hormon kortisiol mengalami peningkatan.
Akhirnya menghasilkan sinyal pada tubuh untuk terus mendapatkan asupan makanan.
Baca juga: Adakah Pantangan Makanan Bagi Anak yang Menderita Diabetes Melitus? Begini Jawaban dr. Ismi Citra
Asupan makanan yang dimaksud seperti mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi.
"Jadi otak bilang 'yuk makan lagi makan lagi' padahal sebenarnya tubuh nggak butuh," sambung Andri.
Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Diana Suganda dan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Andri ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)