TRIBUNHEALTH.COM - Lemak terdiri dari beberapa jenis dan tak semuanya buruk.
Dua jenis utama lemak yakni lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
Sebagian besar makanan mengandung campuran berbagai jenis lemak.
Misalnya, minyak canola mengandung beberapa lemak jenuh tetapi sebagian besar lemak tak jenuh tunggal.
Sebaliknya, mentega mengandung beberapa lemak tak jenuh tetapi sebagian besar lemak jenuh.
Lemak jenuh tak boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak
Situs medis Mayo Clinic menyebut lemak jenuh lebih padat pada suhu kamar.
Lemak jenis ini ditemukan dalam mentega, lemak babi, susu dan yogurt penuh lemak, keju penuh lemak, dan daging tinggi lemak.
American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi lemak jenuh di bawah 7 persen kalori harian.
Pasalnya lemak jenuh cenderung menaikkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dalam darah.
Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Lemak jenuh ada secara alami dalam daging merah dan produk susu.
Lemak ini juga ditemukan dalam makanan yang dipanggang dan makanan yang digoreng.
Baca juga: Ragam Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh yang Perlu Dihindari Lansia dengan Penyakit Stroke
Medical News Today merinci sumber lemak jenuh antara lain:
- keju
- mentega
- es krim
- potongan daging tinggi lemak
- minyak kelapa
- minyak kelapa sawit.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Ingatkan Goreng Makanan Pakai Margarin Tak Kalah Bahaya dengan Minyak Goreng
Lemak tak jenuh baik untuk kesehatan
Mayo Clinic menyebut lemak tak jenuh cenderung cair pada suhu kamar.
Lemak jenis ini ditemukan dalam minyak nabati, ikan dan kacang-kacangan.
Studi menunjukkan bahwa makan makanan yang kaya lemak tak jenuh daripada lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol darah, yang dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
Satu di antara jenis lemak tak jenuh adalah asam lemak omega-3.
Omega 3 dikaitkan dengan meningkatkan kesehatan jantung dengan memperbaiki kadar kolesterol, mengurangi pembekuan darah, mengurangi detak jantung tidak teratur dan sedikit menurunkan tekanan darah.
Ada dua jenis utama lemak tak jenuh:
- Lemak tak jenuh tunggal. Ini ditemukan dalam minyak zaitun, kanola, kacang tanah, bunga matahari dan safflower, dan dalam alpukat, selai kacang, dan sebagian besar kacang. Itu juga merupakan bagian dari sebagian besar lemak hewani seperti lemak dari ayam, babi dan sapi.
- Lemak tak jenuh ganda. Ini ditemukan dalam minyak bunga matahari, jagung, kedelai dan biji kapas. Ini juga ditemukan dalam kenari, kacang pinus, biji rami, dan wijen, bunga matahari dan biji labu. Omega-3 termasuk dalam kategori ini dan ditemukan pada ikan berlemak, seperti salmon, herring, dan sarden.
Baca juga: 4 Makanan Berikut Bagus untuk Kesehatan Otak, Termasuk Salmon dan Coklat Hitam
Bagaimana dengan lemak trans?
Lemak trans atau asam lemak trans sebenarnya adalah bentuk lemak tak jenuh.
Situs medis Healthline menyebut lemak trans bisa dijumpai dalam bentuk alami dan buatan.
Lemak trans alami atau ruminansia (pemamah biak) dapat ditemukan pada daging dan susu dari hewan ruminansia, seperti sapi, domba, dan kambing.
Mereka terbentuk secara alami ketika bakteri di perut hewan ini mencerna rumput.
Jenis ini biasanya terdiri dari 2-6 persen lemak dalam produk susu dan 3-9 persen lemak dalam potongan daging sapi dan domba.
Baca juga: Berikut Ini Makanan yang Baik dan Buruk untuk Kanker Payudara, Daging Merah Tak Boleh Dikonsumsi?
Namun, pemakan susu dan daging tidak perlu khawatir.
Beberapa ulasan telah menyimpulkan bahwa asupan lemak ini dalam jumlah sedang tidak tampak berbahaya.
Lemak trans ruminansia yang paling terkenal adalah asam linoleat terkonjugasi (CLA), yang ditemukan dalam lemak susu.
Ini diyakini bermanfaat dan dipasarkan sebagai suplemen makanan.
Baca juga: Berikut Ini Cara Hilangkan Lemak Visceral di Perut, Termasuk Olahraga Rutin dan Kontrol Stres
Namun, lemak trans buatan atau dikenal sebagai lemak trans industri atau lemak terhidrogenasi sebagian, justru berbahaya bagi kesehatan.
Lemak ini terjadi ketika minyak nabati diubah secara kimiawi agar tetap padat pada suhu kamar, yang memberi mereka umur simpan yang lebih lama.
Medical News Today menyebut lemak trans buatan biasanya digunakan dalam makanan olahan atau ultraproses.
Contoh produk makanan yang mungkin masih mengandung lemak trans antara lain cookies, cracker, donat, dan gorengan.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)