Ini Risiko Jika Tak Segera Bersihkan Karang Gigi, Pahami Penjelasan drg. Lina Nurdianty

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi pemeriksaan karang gigi

Hingga akhirnya kerusakan bisa terjadi pada email hingga saraf gigi.

Baca juga: Tetap Waspada, Menggunakan Kawat Gigi yang Dijual Bebas Tingkatkan Risiko Gigi Goyang dan Keropos

Lalu terjadilah sakit gigi yang terasa berdenyut pada area gigi yang terkena.

Bila sampai pada ujung akar, bisa menyebabkan abses (bengkak).

"Jadi itu ada lubang yang tidak segera ditangani, jadi akhirnya sakit gigi," kata Lina.

Kontrol ke Dokter Gigi

Ilustrasi dokter gigi melakukan pemeriksaan (Pixabay.com)

Masyarakat pada umumnya baru datang ke dokter gigi jika sudah mengalami masalah gigi.

Yakni seperti merasakan rasa ngilu hingga timbul bengkak pada gigi.

Padahal sebaiknya, jangan tunggu sakit gigi baru datang ke dokter gigi.

Baca juga: Deteksi Lubang pada Gigi Sedini Mungkin, Dokter Jamin Tak Perlu Ada Pencabutan Gigi

Karena berdasarkan anjuran Lina, sedikitnya datang ke dokter gigi adalah 6 bulan sekali untuk memeriksakan kondisi gigi.

"Banyak sekali manfaatnya jika kita kontrol ke dokter gigi," sambung Lina.

Sejumlah manfaat yang bisa dirasakan ialah:

Ilustrasi gigi (pixabay.com)

- Memeriksan kondisi gigi geligi

- Deteksi lubang gigi

- Deteksi radang gusi

Baca juga: Kurang Menjaga Kesehatan Gigi Memicu Terbentuknya Karang Gigi, Gigi Berlubang hingga Gusi Berdarah

- Deteksi karang gigi

- Deteksi sisa akar yang bisa cetuskan gusi bengkak.

Terlebih jika gigi anak-anak, ada masa geligi campuran yang mengharuskan untuk rutin cek ke dokter gigi.

Orangtua perlu aktif dalam mengajak anak datang ke dokter gigi.

Ilustrasi penumpukan karang gigi (freepik.com)

Karena pada masa gigi campuran, masa gigi susu seharusnya tanggal dan gigi dewasa tumbuh.

"Terkadang gigi susu belum tanggal, tetapi gigi dewasa sudah tumbuh, jadi dobel," terang Lina.

Baca juga: Periodontitis Bisa Sebabkan Gigi Longgar atau Goyang, Berawal dari Adanya Plak dan Karang Gigi

Penjelasan drg. Lina Nurdianty dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)