4 Mitos Seputar Vitamin dan Suplemen, Belum Tentu Aman meski Berlabel 'Alami'

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi suplemen

Belum lagi mengenai seberapa banyak senyawa tanaman yang tersisa dalam produk akhir? Ataukah hanya ekstraknya?

3. Tidak apa-apa mengonsumsi suplemen bersamaan dengan obat-obatan biasa

ilustrasi suplemen (freepik.com)

Seperti disebutkan di atas, karena suplemen tidak memerlukan resep, dan banyak dari mereka mengklaim sebagai "alami," ada kesalahpahaman luas bahwa mereka tidak dapat berinteraksi dengan obat yang diresepkan.

Pada kenyataannya, banyak dari produk ini mengandung bahan aktif yang dapat mengganggu obat lain.

Oleh karena itu, suplemen dapat meningkatkan atau mengurangi efek obat-obatan farmasi.

Baca juga: 6 Suplemen Berikut Tak Boleh Dikonsumsi Bersamaan, Bisa Ganggu Penyerapan Satu Sama Lain

Dalam ulasan 2012, para peneliti menyelidiki "interaksi obat dan kontraindikasi yang terkait dengan herbal dan suplemen makanan."

Mereka menemukan tidak kurang dari 1.491 interaksi yang berbeda antara suplemen dan obat-obatan herbal dan diet.

Secara khusus, suplemen yang mengandung magnesium, St. John's wort, zat besi, kalsium, dan ginkgo memiliki interaksi paling banyak.

Apa lagi kebanyakan orang mengonsumsi suplemen tanpa mendiskusikan dengan dokter, hal ini bisa menambah potensi masalah.

4. Suplemen vitamin dan mineral melindungi kesehatan jantung

ilustrasi seseorang yang mengalami penyakit jantung di usia muda (kompas.com)

Gagasan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral akan melindungi jantung kita sangat meyakinkan.

Namun, tinjauan besar dan meta-analisis yang diterbitkan pada tahun 2018 tidak menemukan manfaat yang signifikan.

Secara keseluruhan, penulis menyimpulkan:

“Secara umum, data tentang suplemen populer (multivitamin, vitamin D, kalsium, dan vitamin C) tidak menunjukkan manfaat yang konsisten untuk pencegahan [penyakit kardiovaskular, infark miokard, atau stroke], juga tidak ada manfaat untuk semua penyebab kematian untuk mendukung penggunaannya yang berkelanjutan.”

Baca juga: Studi Ilmiah Ungkap Suplemen Tertentu Bisa Atasi Masalah Rambut Rontok

Meskipun mereka menemukan bahwa "asam folat saja dan vitamin B dengan asam folat, B6, dan B12 mengurangi stroke," secara keseluruhan, efek ini kecil.

Dengan itu, meta-analisis 2019 mengidentifikasi hubungan antara suplementasi asam folat dan pengurangan risiko stroke pada orang dengan risiko kardiovaskular.

Dan hasil studi “menunjukkan risiko stroke 10 persen lebih rendah dan risiko 4 persen lebih rendah dari keseluruhan [penyakit kardiovaskular] dengan suplemen asam folat.”

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)