TRIBUNHEALTH.COM - Vitamin C atau asam askorbat, merupakan nutrisi penting bagi tubuh.
Vitamin yang larut dalam air ini harus dikonsumsi setiap hari melalui makanan dan suplemen karena tubuh tidak dapat menyimpannya secara memadai.
Vitamin C digunakan oleh tubuh untuk mengendalikan infeksi, menyembuhkan luka.
India Times juga menyebut, nutrisi ini diperlukan oleh tubuh untuk mempersiapkan kolagen, bagian penting dari jaringan ikat yang terdiri dari sistem saraf, tulang, tulang rawan, darah dan lain-lain.
Vitamin C juga penting dalam pembuatan beberapa hormon dalam tubuh.
Pria dewasa harus mengonsumsi 90 mg vitamin C setiap hari dan wanita dewasa harus mengonsumsi 75 mg.
Perokok perlu mengkonsumsi lebih banyak vitamin C daripada yang lain karena merokok menghabiskan kadar vitamin C dalam tubuh.
Karena segudang manfaat yang ditawarkannya, vitamin C banyak dikonsumsi baik dari segi makanan maupun sebagai suplemen.
Berikut ini mitos seputar vitamin C, dilansir TribunHealth.com dari India Times.
Vitamin C adalah obat untuk flu
Ini kemungkinan besar adalah mitos terbesar yang terkait dengan vitamin C, itulah sebabnya suplemen ini banyak dikonsumsi selama awal pandemi.
Ketika Covid-19 menjadi pandemi dan semua orang mengetahui gejalanya, orang-orang mulai mengonsumsi suplemen vitamin C yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Vitamin C meningkatkan kekebalan tetapi tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa itu adalah obat untuk flu.
Baca juga: Flu atau Batuk Dulukah yang Muncul pada Anak? Simak Penjelasan dr. Lingga Pradipta Sp.A
Jeruk adalah sumber vitamin C terbesar
Setiap buah atau sayuran yang terasa asam dianggap sebagai sumber vitamin C yang baik.
Meskipun ini sebagian benar, faktanya paprika memiliki lebih banyak vitamin C daripada makanan yang terasa asam seperti jeruk dan lemon.
Jadi jika ingin menambahkan lebih banyak vitamin C ke dalam diet harian, jangan hanya mengandalkan buah jeruk, teliti lebih banyak dan sertakan berbagai buah dan sayuran kaya vitamin C ke dalam diet.
Baca juga: Punya Rasa Asam, Konsumsi Jeruk Berlebih Bisa Merusak Gigi
Semakin banyak vitamin C yang dimiliki, semakin baik kekebalan tubuh
Ini tidak benar.
Setiap vitamin berfungsi dalam tubuh dalam jumlah tertentu.
Vitamin bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih menyebabkan toksisitas dalam tubuh.
Meskipun ada laporan yang lebih rendah tentang toksisitas vitamin C, konsumsi suplemen yang berlebihan dapat menyebabkan diare, peningkatan pembentukan batu ginjal.
Ini juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut hemochromatosis yang terjadi ketika ada kelebihan zat besi dalam darah.
Vitamin C hanya penting untuk imunitas
Tidak. Vitamin C memiliki beberapa fungsi lain di dalam tubuh.
Bukan sekedar penambah imunitas, vitamin C juga membantu dalam sintesis dopamin dan norepinefrin yang memainkan peran penting dalam mengendalikan fungsi otak dan juga mengatur suasana hati.
Nutrisi ini berperan pula dalam mencegah kekurangan zat besi dalam tubuh dengan memfasilitasi penyerapan elemen.
Baca juga: Tidak Disangka, Dokter Sebut Cabai Miliki Kandungan Vitamin C
Orang yang terlihat sehat, tidak membutuhkan vitamin C
Alih-alih pergi untuk pemeriksaan medis rutin, terkadang orang menilai kebutuhan tubuh mereka dari elemen tertentu berdasarkan penampilan mereka.
Seringkali suatu penyakit tidak menunjukkan gejalanya, kecuali sudah parah.
Vitamin adalah elemen penyumbang yang berfungsi setiap hari untuk menjaga sistem organ tetap berjalan.
Hanya tes medis yang dapat memastikan apakah tubuh kekurangan vitamin C atau tidak.
Suplemen vitamin C dapat membuat kelebihan berat badan
Bertentangan dengan apa yang sebenarnya terjadi, banyak orang berpikir bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan akan menumpuk dan menyebabkan peningkatan berat badan.
Namun, ini adalah klaim palsu.
Berat badan bisa meningkat karena beberapa faktor.
Baca juga: Kenali Berbagai Manfaat hingga Efek Samping dari Suntik Vitamin C, Simak Ulasan dr. Azizah Amalia
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kadar vitamin C dalam tubuh berbanding terbalik dengan berat badan.
"Individu dengan status vitamin C yang memadai mengoksidasi 30 persen lebih banyak lemak selama latihan olahraga sedang daripada individu dengan status vitamin C rendah; dengan demikian, individu yang kekurangan vitamin C mungkin lebih tahan terhadap kehilangan massa lemak," kata sebuah penelitian.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)