Kedua kondisi ini berbeda secara signifikan. Baik pada gejala atau perjalanan penyakitnya.
Kalau kita berbicara mengenai risiko genetik, itu sebenarnya lebih ke arah gangguan depresi bipolar.
Baca juga: Benarkah Penggunaan Sosial Media Memicu Terjadinya Gangguan Bipolar? Begini Tanggapan Psikolog
Karena persentase angka penelitannya itu cenderung lebih rentan pada orang dengan gangguan afektif bipolar.
Pada pasien depresi yang cenderung menyakiti diri sendiri sampai berpikir tentang kematian, itu umumnya terjadi pada depresi yang bipolar.
Jadi pada proses dan perjalanan penyakitnya cukup cepat tanpa ada stresor yang sangat berat, tiba-tiba dia memutuskan untuk mengakhiri hidup.
Baca juga: Pahami Perbedaan Tata Laksana Penderita Depresi Menggunakan Farmakoterapi dan Non Farmakoterapi
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)