Pisang Baik Dikonsumsi Atlet, Bisa Gantikan Elektrolit setelah Olahraga

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi - Manfaat buah pisang untuk kesehatan

TRIBUNHEALTH.COM - Pisang terkadang disebut sebagai makanan yang sempurna untuk para atlet.

Pasalnya pisang memiliki kandungan karbohidrat yang mudah dicerna, serta mineral kalium dan magnesium.

Situs medis Healthline menyebut keduanya bertindak sebagai elektrolit.

Seseorang kehilangan elektrolit melalui keringat selama olahraga berat.

Memasok kembali tubuh dengan kalium dan magnesium setelah berkeringat, misalnya dengan makan pisang, dapat mengurangi kram dan nyeri otot terkait olahraga.

Baca juga: Meski Pisang Kaya Nutrisi, Orang dengan Kondisi Berikut Perlu Batasi Konsumsinya

Namun, penelitian khusus tentang efek pisang pada kinerja olahraga, kram, dan pemulihan olahraga masih kurang.

Meski demikian, pisang tetap memberikan nutrisi yang sangat baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga.

Mudah ditambahkan ke dalam makan harian

Ilustrasi konsumsi pisang (Pixabay)

Keunggulan pisang lainnya adalah mudah dikonsumsi.

Pisang tidak hanya sangat sehat tetapi juga salah satu makanan ringan yang paling nyaman di sekitar.

Pisang dapat dijadikan tambahan yang bagus untuk yogurt, sereal, dan smoothie, dan juga bisa dimanfaatkan sebagai topping pada roti gandum dengan selai kacang.

Pisang bahkan dapat digunakan sebagai pengganti gula dalam memanggang dan memasak.

Baca juga: Kandungan Kalium dalam Pisang Dapat Tingkatkan Kesehatan Ginjal

Pisang juga sangat mudah dimakan dan dibawa. 

Buah ini biasanya ditoleransi dengan baik dan mudah dicerna.

Yang perlu dilakukan hanyalah mengupasnya.

Manfaat lainnya

ilustrasi kesehatan jantung (kompas.com)

Medical News Tody (MNT) menjelaskan kandungan dalam pisang mendukung kesehatan jantung.

Sebuah tinjauan tahun 2017 menemukan bahwa orang yang mengikuti diet serat tinggi memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah daripada mereka yang menjalani diet rendah serat.

Mereka yang mengonsumsi lebih banyak serat juga memiliki kadar low-density lipoprotein (LDL) yang lebih rendah, atau kolesterol "jahat".

Baca juga: Orangtua Perlu Waspada Penyakit Diabetes yang Dapat Mengintai Anak-anak

Diabetes

Halaman
12