TRIBUNHEALTH.COM - Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi yang kaya akan manfaat untuk bayi.
Namun ASI tak hanya bermanfaat untuk bayi saja.
Aktivitas menyusui juga memiliki efek positif untuk ibu, termasuk bantu turunkan berat badan, cegah depresi pascapersalinan, hingga cegah beberapa penyakit, dilansir TribunHealth.com dari Healthline.
Setidaknya, berikut ini manfaat menyusui untuk ibu.
Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan
Baca juga: Masih Menyusui, Berikut Ini Tips Aman Turunkan Berat Badan setelah Melahirkan, Harus Bertahap
Sementara beberapa wanita tampaknya menambah berat badan selama menyusui, yang lain tampaknya dengan mudah menurunkan berat badan.
Menyusui memang membakar lebih banyak kalori, dan setelah 3 bulan menyusui, seorang ibu mungkin akan mengalami peningkatan pembakaran lemak dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.
Meskipun perbedaannya tidak signifikan.
Menyusui membantu rahim berkontraksi
Selama kehamilan, rahim tumbuh sangat besar, membesar dari ukuran buah pir hingga mengisi hampir seluruh ruang perut.
Setelah melahirkan, rahim mengalami proses yang disebut involusi, yang membantunya kembali ke ukuran sebelumnya.
Oksitosin, hormon yang meningkat selama kehamilan, membantu mendorong proses ini.
Tubuh mengeluarkan oksitosin dalam jumlah tinggi selama persalinan untuk membantu melahirkan bayi dan mengurangi pendarahan.
Baca juga: Ibu Menyusui Konsumsi Susu Sapi Berisiko Sebabkan Anak Alami Asma, Ini Penjelasannya
Ini juga dapat membantu ibu menjalin ikatan dengan si kecil.
Oksitosin juga meningkat selama menyusui.
Hormon ini mendorong kontraksi rahim dan mengurangi pendarahan, membantu rahim kembali ke ukuran sebelumnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang menyusui umumnya memiliki lebih sedikit kehilangan darah setelah melahirkan dan involusi rahim lebih cepat.
Ibu yang menyusui memiliki risiko lebih rendah untuk depresi
Depresi postpartum (PPD) adalah jenis depresi yang dapat berkembang segera setelah melahirkan.
Wanita yang menyusui tampaknya lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi pascapersalinan, dibandingkan dengan ibu yang menyapih lebih awal atau tidak menyusui, menurut sebuah studi tahun 2012.
Baca juga: Wanita yang Tidak Dapat Menyusui Memiliki Risiko yang Lebih Tinggi Mengalami Kanker Payudara