Breaking News:

Wanita yang Tidak Dapat Menyusui Memiliki Risiko yang Lebih Tinggi Mengalami Kanker Payudara

Menurut Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS terjadinya kanker payudara berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Kompas.com
Ilustrasi kanker payudara, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS sebut wanita yang sulit memiliki keturunan berisiko mengalami kanker payudara 

TRIBUNHEALTH.COM - Kanker payudara terjadi saat sel-sel pada jaringan yang ada di payudara tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya.

Kanker payudara bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu atau saluran yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara.

Sebagian orang berpendapat apabila seseorang menderita kanker payudara akan sulit mendapatkan keturunan.

"Nah ini mungkin pernyataan yang agak kebalik ya," ungkap Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS.

Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS memaparkan jika biasanya wanita yang sulit mendapatkan keturunan justru memiliki risiko menderita kanker payudara.

Hal ini berhubungan dengan adanya ketidakseimbangan hormon.

Baca juga: dr. Satya Perdana Sebut jika Struktur Bibir Hampir Sama dengan Kulit Sekitarnya

Ilustrasi penyakit kanker payudara, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS ungkap wanita yang suilit mendapatkan keturunan memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker payudara
Ilustrasi penyakit kanker payudara, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS ungkap wanita yang suilit mendapatkan keturunan memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker payudara (health.kompas.com)

Hal ini disampaikan oleh Chairman of Eka Tjipta Widjaja Cancer Center, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS dan Konsultan Bedah Onkologi Eka Hospital BSD, dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 23 April 2022.

Baca juga: Peneliti Tengah Kembangkan Pil Kontrasepsi untuk Pria, Sudah Masuk Tahap Uji Coba

Salah satu teori perkembangan atau penyebab kanker dihubungkan dengan adanya peristiwa ketidakseimbangan hormonal.

"Jadi biasanya kalau kita lihat dari atau kita cari fakta risiko dari kanker payudara, salah satunya adalah wanita yang tidak mempunyai keturunan," terangnya.

"Jadi jangan dibalik, bukan karena kanker payudara jadi tidak bisa memiliki anak, akan tetapi sebaliknya. Bagi yang tidak mempunyai keturunan harus waspada untuk kemungkinan mendapatkan kanker payudara," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Berdasarkan studi yang sudah jelas, wanita yang tidak dapat menyusui memiliki potensi yang lebih tinggi risikonya mengalami kanker payudara dibandingkan wanita yang menyusui.

"Berapa lama menyusui, minimal 4 bulan," ucap Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS.

Diharapkan wanita bisa menyusui minimal selama 4 bulan agar terhindar dari risiko mengalami kanker payudara.

"Mangkanya mengapa sekarang kita ada program ASI eksklusif, selain tentunya sangat baik untuk bayi tetapi juga memiliki efek proteksi untuk terjadinya salah satunya kanker payudara," imbuhnya.

Baca juga: Aneurisma Otak Bisa Sebabkan Stroke, Penting untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi

ilustrasi ibu menyusui, menurut Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS wanita diimbau bisa menyusi minimal selama 4 bulan
ilustrasi ibu menyusui, menurut Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS wanita diimbau bisa menyusi minimal selama 4 bulan (kompas.com)

Baca juga: Mitos atau Fakta jika Kebiasaan Mengorok Sebabkan Seseorang Memiliki Double Chin? Begini Kata Dokter

"Kalau kita berbicara mengenai genetik, jadi ada faktornya tetapi tidak mutlak," tutur dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk.

Dalam bidang kanker payudara terdapat gen yang dinamakan BRCA1 dan BRCA2.

Gen BRCA1 dan BRCA2 adalah dua gen yang paling banyak diteliti terkait hubungannya yang kuat dengan kanker payudara.

Mutasi BRCA1 dan BRCA2 telah dilaporkan menyebabkan sebagian besar kasus kanker payudara herediter dan berkontribusi pada 5-10% kasus kanker payudara secara keseluruhan di Amerika Serikat.

dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk mengatakan jika baik laki-laki maupun perempuan memiliki gen tersebut.

Apabila terjadi mutasi pada gen tersebut maka risiko mengalami kanker payudara akan meningkat.

3 dari 3 halaman

"Misalnya nih 100 orang penderita kanker payudara kita kumpulkan, setelah kita periksa ternyata mengalami kerusakan gen itu tidak lebih dari 5%," kata dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk.

"Jadi lebih dari 95% tidak ada hubungan, gennya baik-baik saja," sambungnya.

"Jadi memang ada hubungan tetapi tidak artinya bahwa harus ada kerusakkan genetik baru kemudian dia menderita kanker payudara," jelasnya.

Akan tetapi sebaliknya, jika gen tersebut rusak maka ada kemungkinan menderita kanker payudara lebih tinggi.

Baca juga: Selain Makanan Tinggi Garam, Makanan Tinggi Gula Juga Bisa Memicu Terbentuknya Double Chin

Ilustrasi kanker payudara pada pria, dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk sebut gen yang memiliki peran terjadinya kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara pada pria, dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk sebut gen yang memiliki peran terjadinya kanker payudara (Freepik)

Menurut dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk bisa 60-90% kemungkinan faktor risiko seseorang menderita kanker payudara.

"Jadi bolak-baliknya itu tidak mutlak 100%, tetapi ada disana," imbuhnya.

Baca juga: Kenali Penyebab Umum Penyakit Kulit yang Dijelaskan Oleh dr. Dian Pratiwi. Sp.KK

Penjelasan Chairman of Eka Tjipta Widjaja Cancer Center, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid, MARS dan Konsultan Bedah Onkologi Eka Hospital BSD, dr. Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 23 April 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comBibirAir Liur
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved