TRIBUNHEALTH.COM - Kegawatdaruratan kehamilan dapat terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan juga usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Baik pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau lebih dari 20 minggu, kegawatdaruratan kehamilan ditandai dengan adanya perdarahan pada ibu hamil.
Saat kegawatdaruratan kehamilan terjadi di usia kurang dari 20 minggu, biasanya disebabkan karena abortus inkomplit, abortus insipiens, kehamilan ektopik, dan kehamilan mola.
Baca juga: Mengenal Kegawatdaruratan Kehamilan, Dapat Terjadi pada Usia Kehamilan Kurang & Lebih dari 20 Minggu
Sedangkan jika kegawatdaruratan kehamilan terjadi di usia kehamilan lebih dari 20 minggu, biasanya disebabkan karena adanya plasenta previa, solusio plasenta, dan naiknya tekanan darah pada ibu hamil.
Jika kegawatdaruratan kehamilan masuk pada usia lebih dari 20 minggu, gejala lain yang menyertainya adalah pusing, mata kabur, hingga terjadinya nyeri di ulu hati.
Kegawatdaruratan sendiri merupakan kondisi gawat dan darurat yang terjadi pada ibu hamil, kondisi ini harus segera diatasi, karena jika tidak segera diatasi dapat memicu berbagai komplikasi baik pada ibu ataupun janinnya.
Baca juga: Kenali Berbagai Gejala yang Dapat Terjadi Saat Ibu Hamil Mengalami Kegawatdaruratan Kehamilan
Dilansir TribunHealth.com, dr. Nordiansyah Putra memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 16 Juni 2022.
Menurut penuturana dr. Nordiansyah, jika kegawatdaruratan kehamilan tersebut tidak segera ditangani akan berpengaruh pada kondisi ibu dan janinnya.
Pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, kegawatdaruratan kehamilan ditandai dengan perdarahan.
Baca juga: Konsumsi Asam Folat hingga Susu untuk Promil, Bisa Mempercepat Kehamilan? Ini Kata Dokter Kandungan
Jika perdarahan tersebut tidak segera ditangani, tentunya akan menyebabkan komplikasi pada pasiennya terutama pada ibunya berupa shock.
Ketika shock tersebut tidak segera diatasi, kondisinya bisa lebih buruk seperti henti napas dan henti jantung.
"Itu risiko yang paling berbahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil jika tidak segera ditangani."
Baca juga: Premarital Check Up Bukan Gagalkan Pernikahan, Ini Manfaat dan Waktu Tepat Lakukan Program Hamil
Pada usia lebih dari 20 minggu, kasus yang sering terjadi pada kegawatdaruratan kehamilan adalah plasenta previa, solusio plasenta, dan juga PEB atau preeklampsia berat.
Plasenta previa merupakan suatu kondisi dimana posisi letaknya plasenta salah, plasenta tidak ada diatas tetapi plasenta berada di bagian bawah sehingga menutupi jalan lahir, baik itu menutupi jalan lahir sebagian ataupun total.
Sedangkan solusio plasenta ialah suatu kondisi dimana plasenta lepas dari rahimnya sebelum waktu kelahiran dan menyebabkan perdarahan pada ibu hamil.
Baca juga: Slimming Treatment Tidak Disarankan untuk Ibu Hamil & Ibu Menyusui, Begini Ulasan dr. Meity Bachtiar
"Kalau plasenta previa dilihat dulu bagaimana perdarahannya, jika perdarahannya aktif, jantung janinnya tidak stabil dan kurang kurang dari 120 atau lebih dari 160, itu pasti mengganggu kondisi dari janinnya," tutur dr. dr. Nordiansyah.
"Selain itu, jika perdarahannya aktif, pasti akan mengganggu tanda-tanda vital ibunya dan mengganggu kondisi ibunya."
"Untuk solusio plasenta itu juga termasuk kegawatdaruratan kehamilan, kalau seorang ibu hamil mengalami perdarahan aktif, nyeri perut, ini juga dapat mengganggu tanda-tanda vital, tensi bisa turun, nadi bisa turun."
"Kondisi seperti ini jika tidak segera ditangani akan mempengaruhi kondisi bayi, kondisi denyut bayi bisa tidak stabil, bisa di bawah 120 atau 160."
"Denyut bayi yang normal itu rangenya diantara 120-160."
Baca juga: dr. Maria Bagikan Tips agar Mendapatkan Kehamilan Anak Perempuan, Laki-laki, hingga Kehamilan Kembar