Masih Banyak Penyandang Hemofilia yang Belum Terdeteksi, Dokter Sebut Pentingnya Memahami Gejala

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi seseorang yang mengalami Hemofilia

TRIBUNHEALTH.COM - Hemofilia adalah salah satu kelainan pendarahan yang terjadi akibat kekurangan faktor pembekuan darah.

Penderita Hemofilia umum disebut sebagai penyandang Hemofilia.

Tercatat pada 2021, angka kasus penyandang Hemofilia sekitar 2700 pasien.

Baca juga: dr. Olga Rasiyanti Siregar Menuturkan Jika Thalasemia Sudah Bisa Dideteksi Sejak di Dalam Kandungan

Angka ini sudah tercantum pada data Indonesian Hemofilia Society yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, Novie Amelia Chozie.

Novie mengatakan, seharusnya berdasarkan hitungan statistik angka penderita Hemofilia lebih dari angka tersebut.

ilustrasi penderita hemofilia (kompasiana.com)

Hal ini telah menandakan bahwa masih banyak masyarakat penyandang Hemofilia yang belum tercatat.

"Seharusnya dengan jumlah penduduk kita 260 jutaan, ada sekitar 25 ribu."

"Jadi memang di Indonesia ini, kita masih menghadapi masalah under diagnosis," ungkap Novie dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Baca juga: Risiko jika Penderita Asam Lambung Nekat Puasa, Ahli Gizi Sebut Bisa Picu Pendarahan Saluran Cerna

Banyaknya penyandang Hemofilia yang belum bisa terdata, lantaran banyak masyarakat yang belum memahami penyakit ini.

Seperti dalam mengenali gejala dan belum ada pemeriksaan yang memadai yang mudah ditemukan di setiap rumah sakit.

Tipe dan Gejala Hemofilia

Ilustrasi Hemofilia (Pixabay)

Kelainan Hemofilia memiliki 2 jenis, yaitu tipe A dan tipe B.

Pada tipe A, penyandang mengalami kekurangan faktor pembekuan darah 8 .

Baca juga: Memasuki Usia 30 Tahun, Tekanan Darah di Atas 130 mmHg dan Muncul Gejala Perlu Berhati-hati

Biasanya disebut sebagai Hemofilia klasik.

Sementara tipe B, terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembekuan darah 9.

Ilustrasi seseorang menderita hemofilia (makassar.tribunnews.com)

Kekurangan faktor pembekuan darah ini bisa terjadi lantaran adanya kerusakan gen.

Perlu diketahui, bahwa seluruh sistem pada tubuh diatur oleh gen.

Gen yang berfungsi mengatur produksi faktor pembekuan darah 8 dan faktor pembekuan darah 9 ini mengalami kerusakan.

Baca juga: Asupan Potasium Ampuh Turunkan Tekanan Darah, Banyak Ditemukan dalam Buah dan Sayur

Kerusakan tersebut terjadi karena suatu sebab yang tidak diketahui secara pasti.

Namun ada kemungkinan terjadi kerusakan karena diturunkan (genetik) atau mutasi spontan yang bisa berkaitan dengan proses selama kehamilan.

Ilustrasi bayi baru lahir (health.kompas.com)

Sehingga bayi lahir dengan kondisi Hemofilia.

Baca juga: Tips dr. Sandi Nugraha, Sp.A Atasi Mimisan pada Anak, Kapan Perlu Dibawa ke Rumah Sakit?

Halaman
12