Ada Beberapa Jenis Aritmia yang Tak Bisa Diatasi dengan Obat, Harus Ada Perangkat di Dalam Tubuh

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi penyakit aritmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI menuturkan jika ada tipe aritmia yang tak bisa diatasi dengan pemberian obat

TRIBUNHEALTH.COM - Aritmia merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada irama jantung, dimana menyebabkan detak jantung pengidapnya terasa tidak teratur yang bisa lebih cepat atau lebih lambat.

Umumnya aritmia yang tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan komplikasi serius hingga memicu gagal jantung.

Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI mengatakan jika irama jantung yang dialami lambat atau listrik pacu jantung alamiah tidak mampu membentuk impuls atau listrik, tidak ada satu obat pun yang bisa menggantikannya kecuali perangkat yang dimasukkan ke dalam tubuh.

"Tidak ada obat yang bisa menggantikan itu, termasuk misalnya kalau dia difungsikan untuk mendeteksi irama ganas yang bisa bikin kematian mendadak, obat itu bisa melakukan terapi kadang-kadang kurang cepat," kata Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI.

"Kan kalau dia datang pada saat dia tidak di rumah sakit, siapa yang memberikan obat," pungkasnya.

"Jadi alat ini kaya satpam, begitu datang dia langsung nembak," ucapnya.

Baca juga: Setelah Slimming Treatment, Berat Badan Bisa Kembali Naik Jika Tidak Diimbangi dengan Komitmen

Ilustrasi penyakit jantung aritmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI paparkan kinerja perangkat untuk menangani aritmia (health.kompas.com)

Hal ini disampaikan oleh Chairman of Cardiology Center, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI dan Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 26 Maret 2022.

Baca juga: Berbagai Alasan Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, Begini Kata drg. Ummi Kalsum, MH.Kes

Berdasarkan penuturan dokter, terdapat aritmia tertentu yang tidak bisa diatasi dengan obat, terutama irama yang lambat ataU irama yang ganas.

Pasalnya pada saat mengalami keadaan akut tidak biasa diatasi dengan obat, harus terdapat perangkat di dalam tubuh yang bekerja.

Tindakan ini sangat efektif untuk menangani aritmia dengan irama yang lambat dan tidak teratur yang bisa mengancam jiwa pasien.

"Memang kita tidak ada suatu tindakan di dunia medis yang bisa kita jamin 100%," ucap dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA.

"Tetapi berdasarkan statistik dan penelitian hanya sekitar kurang dari 5% memang ada angka kekambuhan, tergantung dari lokasi anatomi bagian kabel tersebut yang pada saat kita ablasi mungkin ada beberapa pasien yang lokasinya memang sulit atau kita tidak bisa atasi misalnya," penjelasan dr. Daniel.

"Tapi sejauh statistik dari beberapa penelitian dan tindakan yang dilakukan itu adalah angkanya di sekitar 5%," lanjutnya.

Jadi persentase setelah melakukan metode ablasi adalah 5% pasien bisa mengalami aritmia kembali dan 95% sangat efektif mengatasi aritmia.

Namun hal ini juga tergantung dari tipe atau jenis aritmia yang dilakukan tindakan ablasi oleh dokter.

Metode ablasi adalah tindakan yang dilakukan dokter untuk menangani pasien-pasien yang mengalami gangguan irama jantung yang cepat dan tidak teratur.

Tindakan ablasi bersifaat non operatif, jadi tidak ada luka sayatan yang besar dan pasien tidak di bius secara umum.

Baca juga: Jika Tak Kontrol Rutin Setelah Pemasangan Retainer Gigi, Maka Bisa Sebabkan Relaps, Begini Alsannya

Ilustrasi mengalami aritmia, simak pesan Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI agar terhindar dari aritmia (kompas.com)

Baca juga: Infus Whitening Bisa Mencegah Keriput, Namun Tidak Bisa untuk Menghilangkan Keriput

Pesan Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI

Secara umum, apapun penyakitnya termasuk aritmia ada yang berkaitan dengan gaya hidup.

"Jadi kalo Anda memiliki faktor risiko hipertensi, diabetes, kegemukan, dan kolesterol harus dikontrol," timpal dr. Yamin.

Halaman
12