Sehingga untuk penanganannya disesuaikan dengan penyebabnya.
Bila ISPA disebabkan oleh bakteri, maka perlu mendapatkan pengobatan antibiotik selama minimal 3 hari.
ISPA yang disebabkan oleh bakteri, terutama Streptococcus, maka bisa berisiko menyebabkan penyakit jantung rematik.
Bakteri Streptococcus ini harus diberantas dengan antibiotik.
Baca juga: Daftar Gejala Penyakit TBC, Sebabkan Nyeri Punggung jika Bakteri Mulai Menyebar ke Tulang Belakang
Lantaran bila dibiarkan akan menghasilkan suatu racun.
Racun yang dihasilkan oleh kuman, disebut Toksin.
Toksin ini akan menyerang jantung dan berdampak pada penyakit jantung rematik.
Bila demikian akan muncul gejala seumur hidup.
Layaknya seperti luka pada kulit, bila paru terkena bakteri, bila sudah sembuh akan ada gejala sisa.
Untuk mengatasi gejala sisa akibat terkena bakteri yang terjadi hanya pada jaringan, maka tidak ada penanganan khusus.
Baca juga: Nyeri Dada di Sebelah Kanan disertai Sesak Nafas, Tanda Terkena Asma atau Serangan Jantung?
Namun jika gejala sisa berupa penyakit jantung rematik, pasien harus melakukan terapi seumur hidup.
Pasien harus diberikan terapi antibiotik yang disebut dengan Benzathine penicilling tiap bulan sekali.
Disamping rutin melakukan kontrol jantung, untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan progresif.
Saluran Napas Adalah Satu-Kesatuan
Seringkali orang menyebut ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas.
Hal ini dilaterbelakangi karena mulanya ISPA terbagi menjadi dua bagian. Yaitu atas dan bawah.
Mulai dari hidung masuk ke dalam laring, turun lagi ke trakea.
Baca juga: Hentikan Kebiasaan Bernapas Menggunakan Mulut (Mouth Breathing), Ini Risiko yang Bisa Terjadi
Trakea ini bercabang dan masuk ke dalam paru-paru.
Perbatasan secara konvensional ini, adalah laring.
"Sehingga infeksi saluran pernapasan dibagi menjadi atas dan bawah," ucap Roro.
Baca juga: Semprotan Hidung Anti Covid-19 Diklaim Bisa Lawan Semua Varian, Termasuk Omicron
Namun saat ini, ISPA sudah tidak dibagi menjadi atas dan bawah.