TRIBUNHEALTH.COM - Jumlah Kasus Covid-19 varian Omicron hingga kini terus mengalami peningkatan di Indonesia.
Virus Covid-19 varian Omicron baru diidentifikasi sekitar akhir bulan November 2021.
Sementara varian Omicron baru terdeteksi di Indonesia pada bulan Januari.
Baca juga: Waspada Omicron, Jubir Vaksinasi Covid-19 Imbau Pasien Positif Tanpa Gejala Isoman Di Rumah
Dokter Spesilias Paru, Erliana Burhan, menyampaikan, bahwa lonjakan kasus diprekdisi akan terus mengalami peningkatan.
Didukung dengan pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang menyebut bahwa akan terjadi puncak kasus pada akhir Februari atau pada pertengahan Maret.
Walau demikian, dirinya berharap bahwa prediksi tersebut tidak terjadi.
"Oleh sebab itu, mari kita gagalkan prediksi itu dengan melakukan protokol kesehatan dengan sangat disiplin," ucap Erliana dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Baca juga: Prof. Dr. H. Yuwono, M.Biomed Beberkan Tips yang Harus Dilakukan Jika Terpapar Omicron
Mengingat apapun variannya, protokol kesehatannya akan tetap sama saja.
Tidak hanya sebatas mengandalkan protokol kesehatan saja, penting juga melakukan vaksinasi.
Sehingga bagi masyarakat yang belum melakukan vaksinasi perlu segera mendaftarkan diri.
Bila belum lengkap, segera lengkapi vaksinasi yang belum dilakukan.
Baca juga: Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin Beberkan Upaya Pemerintah Dalam Menangani Gelombang Omicron
Serta bila sudah lengkap melakukan vaksinasi dan dinyatakan layak mengikuti vaksinasi booster segera lakukan.
Lantaran banyak kasus terinfeksi varian Omicron tidak bergejala dan bergejala ringan.
Hal ini banyak terjadi pada orang yang sudah melakukan vaksinasi.
Artinya vaksinasi sangat membantu dalam mencegah keparahan gejala.
"Untung kita divaksin, walaupun tertular dan sakit Omicron tetapi tidak bergejala atau ringan-ringan saja."
"Bayangkan kalau tidak divaksin, bisa jadi kondisinya lebih berat," jelas Erliana.
Baca juga: Tak Sama seperti Covid-19 Terdahulu, Berikut Ini 6 Gejala Varian Omicron pada Kulit
Kendati demikian, jangan pernah terbuai dengan anggapan gejala varian Omicron ringan.
Karena pada kelompok tertentu, gejala bisa menjadi memberat.
Misalnya bila dialami oleh: