"Apnea yang teramati benar-benar merupakan tanda bahaya."
Pasangan tempat tidur sering menjadi kunci untuk identifikasi sleep apnea obstruktif.
"Melihat pasangan Anda berhenti bernapas, mendengkur, batuk, atau terengah-engah adalah tanda-tanda bahwa dengkuran itu mungkin tidak normal, dan itu adalah sesuatu yang patut mendapat perhatian dari spesialis tidur," kata Robbins.
4. P singkatan dari pressure atau tekanan, merujuk pada tekanan darah tinggi
Baca juga: dr. Muhammad Fiarry Fikaris Ungkap Makanan yang Perlu Dihindari oleh Ibu Hamil yang Alami Hipertensi
Baca juga: Sering Dianggap Penyakit Orangtua, Nyatanya Hipertensi Bisa Dialami Semua Usia
Sleep apnea obstruktif dapat menyebabkan hipertensi.
Setiap kali seseorang berhenti bernapas selama beberapa detik, sistem saraf simpatik tubuh beraksi dan meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, tubuh melepaskan hormon stres yang disebut katekolamin, yang juga dapat meningkatkan tekanan darah seiring waktu.
Meskipun memiliki hipertensi dengan sendirinya bukanlah tanda gangguan tidur, itu bisa menjadi tanda peringatan bila dikombinasikan dengan sinyal lainnya.
Untungnya, perawatan untuk sleep apnea obstruktif, seperti continuous positive airway pressure, atau CPAP, tidak hanya terbukti membantu mengatasi sleep apnea, tetapi juga menurunkan tekanan darah.
Rincian kelima hingga kedelapan berikut ini lebih mengidentifikasi faktor risiko, bukan gejala.
5. B adalah singkatan dari BMI
Baca juga: Ahli Gizi, dr. Tan Shot Yen Sebut Salah Satu Faktor Pemicu Terjadinya GERD adalah Obesitas
Baca juga: Ibu Hamil yang Alami Obesitas Tak Disarankan Turunkan Berat Badan, NHS Sebut Lebih Berisiko
Indeks massa tubuh (BMI) adalah skor yang biasa digunakan untuk menunjukkan tingkat berat badan.
Untuk mengukur BMI, profesional kesehatan menggunakan data tinggi dan berat badan untuk melacak perubahan berat badan relatif terhadap tinggi badan.
Berat badan dianggap normal jika BMI antara 18,5 dan 24,9.
Seseorang dianggap kelebihan berat badan bila BMI antara 25 dan 29,9 dan BMI 30 atau lebih menunjukkan obesitas.
Orang yang mengalami obesitas atau sangat gemuk - dengan BMI 35 ke atas - sering ditemukan menderita sleep apnea obstruktif karena beban ekstra di mulut, lidah, dan leher meruntuhkan jaringan lunak tersebut, sehingga lebih sulit untuk bernapas dengan mudah.
"Penurunan berat badan bisa menjadi bagian besar dari rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan untuk mengatasi sleep apnea," kata Robbins.
sleep apnea obstruktif telah meningkat di seluruh dunia karena obesitas telah mencapai proporsi epidemi, tetapi tidak terlihat sesering sebelum tahun 1970-an, tambahnya.
6. A singkatan dari age atau usia
Baca juga: Perbedaan Pemasangan Behel Gigi pada Lansia, Ini Kata Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp. Ort(K).
Baca juga: dr. Eleonora Mitaning C, M.Gizi, Sp.GK Jelaskan Nutrisi yang Sangat Dibutuhkan untuk Lansia
Tonus otot melemah seiring bertambahnya usia, termasuk di langit-langit lunak dan leher kita.
Baca tanpa iklan