Benarkah Pola Makan Mempengaruhi Kesuburan? Berikut Ulasan dr. Tan Shot Yen dan dr. Caroline

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi pola makan sehat

Leptin merupakan signyal pada otak, di otak terdapat hipotalamus dan hipofise adalah pusat pembuatan berbagai macam jenis hormon.

Begitupula dengan hormon-hormon yang nantinya akan lari ke alat kandungan, yang memperintahkan telur menjadi matang, dinding rahim menjadi tebal.

Saat hendak memiliki keturunan, maka harus memilih alat kandungan yang subur.

Jika kandungan tidak subur atau non-fertil, maka berusaha untuk mendapatkan keturunan seperti apapun tidak akan berjalan dengan lancar.

Kebalikan dari resistensi insulin adalah ketidakmampuan untuk meproduksi hormon yang cukup dan seimbang.

Baca juga: Pedoman Batasan Screen Time pada Anak yang Penting Diketahui dari dr. Luciana Intanti Putrijaya Sp.A

Resistemsi insulin akan berhubungan dengan kondisi anovulasi.

Pada orang yang resistensi insulin positif, sel telur tidak dapat membesar dan siklusnya ialah tidak berovulasi.

Sehingga ukuran sel telur akan kecil terus menerus, tidak ada sel telur yang besar yang terbentuk secara alami dan pecah saat masa subur.

Karena tidak ada sel telur yang besar, otomatis tidak ada sel telur yang pecah dan dibuahi oleh sperma.

Oleh karena itu pada orang yang mengalami resistensi insulin positif kan susah mendapatkan kehamilan dikarenakan tidak bisa membentuk sle telur yang besar dan pecah saat masa subur.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com, bersama dengan Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas dan dr. Caroline T, Sp.OG(K). Dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Sabtu (11/9/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)