Baca tanpa iklan
TRIBUNHEALTH.COM - Gangguan keterlambatan berbicara adalah istilah yang merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa anak yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya.
Kondisi pada anak ini merupakan suatu gangguan yang harus diperhatikan dan perlu segera ditangani.
Gangguan ini umum disebut dengan speech delay.
Baca juga: Gejala Covid-19 pada Anak Lebih Bervariasi dari Orang Dewasa, Simak Ulasan dr. S.T. Andreas, Sp.A
Bila mencurigai anak Anda mengalami kondisi demikian, harap segera berkonsultasi dengaan dokter.
Hal ini bertujuan untuk memastikan dengan baik, apakah sang anak mengalami keterlambatan bicara atau tidak.
Dilansir TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A mengungkapkan, langkah pertama dalam mendeteksi gangguan keterlambatam bicara pada anak.
Baca juga: Benarkah Anak yang Belajar Jalannya Cepat, kemudian Berbicaranya Akan Terlambat? Simak Ulasan Dokter
Ia berujar, sebelum memberikan penanganan, hal pertama yang ia lakukan adalah dengan menilai secara obyektif kemampuan bicara anak menggunakan suatu instrumen.
"Jadi kita nilai secara obyektif menggunakan alat atau instrumen untuk mengetahui, apakah benar anak ini mengalami keterlambatan bicara," jelasnya.
Selanjutnya, bila ditemukan fakta bahwa anak mengalami keterlambatan bicara, maka dokter akan mengidentifikasi penyebabnya.
Baca juga: Cegah Anak Trauma ke Dokter Gigi, Dokter Sebut Pentingnya Membangun Kesadaran Menjaga Kesehatan Gigi
"Masalahnya ada dimana, apakah organik atau fungsional," sambungnya.
Gangguan fungsi organik artinya gangguan pada fungsi organ. Seperti pada area otak, telinga, atau mulut.
Baca juga: Paparan Gadget, Bisa Sebabkan Anak Alami Gangguan Keterlambatan Bicara, Ini Penjelasan Dokter
Sementara gangguan fungsional, artinya gangguan keterlambatan bicara disebabkan karena kondisi tertentu. Seperti mengalami autisme.
Selanjutnya, bila penyebab sudah diketahui, maka dokter akan siap memberikan intervensi.
"Sehingga intervensi disesuaikan dengan penyebab atau etiologinya."
"Artinya kalau tidak ada masalah organik, murni karena masalah stimulus, itu tentunya intervensinya berbeda dengan bila anak ada masalah di area otak," terangnya.
Baca juga: Psikolog Ike R. Sugianto Sebut Terapi Musik Bisa Redakan Kecemasan, Bantu Orang Jadi Lebih Rileks
Baca juga: Apakah Ortodonti Cekat bisa Lepas dari Gigi? Ini Jawaban drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A dikutip dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Rabu (21/4/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)