Tiga Tips yang Perlu Diketahui saat Melakukan Isolasi Mandiri, Prof. Tjandra: Pasien Harus Patuh

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi isolasi mandiri

Apabila sebelumnya batuk tidak berat kemudan batuk menjadi berat dan dada sakit, kondisi ini merupakan suatu peringatan.

Jika sebelumnya tidak nyeri otot, kemudian sering nyeri otot, kondisi ini juga merupakan suatu peringatan.

Evaluasi merupakan hal yang sangat penting.

Selanjutnya yang penting adalah obat.

Obat ada yang dari pemerintah dan ada juga telemedicine.

Hanya saja memang obat diberikan sesuai anjuran petugas kesehatan.

Bukan anjuran dari WhatsApp yang sumbernya tidak jelas.

Prof. Tjandra sangat menganjurkan untuk pasien COVID-19 bisa bicara dengan petugas kesehatan.

Baca juga: Penyakit Tipes Tergolong Penyakit Berbahaya, Dokter: Dapat Mengganggu Fungsi Kognitif pada Anak

Dokter perlu memberi petunjuk sesuai aspek kesehatan kepada pasien yang melakukan isolasi mandiri tanpa memberikan beban kepadanya.

Begitu dinayatakan positif COVID-19, pasien harus segera melaporkan diri kepada RT, RW atau Puskesmas.

Hal ini bertujuan agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dan dapat melakukan tracing.

Pasien harus terbuka.

"Jangan sampai yang berada di rumah tertular," ujar Prof. Tjandra.

Harus rajin cuci tangan.

Alat makan dipisah.

Serta tidak boleh ada kontak secara langsung.

Harus dilakukan upaya-upaya maksimal agar orang lain di dalam rumah tidak tertular.

Penjelasan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, dan eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews edisi 23 Juli 2021.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.