Tiga Tips yang Perlu Diketahui saat Melakukan Isolasi Mandiri, Prof. Tjandra: Pasien Harus Patuh

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi isolasi mandiri

TRIBUNHEALTH.COM - Sejak pertama kali COVID-19 muncul, kita sudah mengetahui bahwa sebagian besar pasien COVID-19 ringan atau tanpa gejala.

Bahkan 80% orang mengatakan ringan atau tanpa gejala.

Hanya 20% saja yang membutuhkan suatu penanganan di rumah sakit.

Dilansir oleh Tribunhealth.com hal ini dijelaskan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, dan eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama dalam tayangan YouTube Tribunnews edisi 23 Juli 2021.

Baca juga: Apa Saja yang Harus Kita Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Jantung?

Menurut Prof. Tjandra, sebagian besar ringan atau tanpa gejala sama sekali.

Kondisi inilah yang menjadi anjuran untuk dilakukan isolasi mandiri.

Ilustrasi isolasi mandiri (kompas.com)

Pasien yang menjalani isolasi mandiri termasuk kedalam gejala ringan atau tanpa gejala.

Namun sekarang akibat rumah sakit penuh, pasien yang ingin datang ke rumah sakit tidak bisa.

Sehingga bukan tidak mungkin pasien yang tergolong tidak begitu ringan terpaksa harus isolasi mandiri.

Hal inilah yang membuat masalah.

Karena bukan hanya orang tanpa gejala dan orang bergejala ringan saja yang harus di rumah.

Jikalau memang harus di rumah dan melakukan isolasi mandiri, ada 3 tips yang perlu diketahui.

Apabila memang diharuskan isolasi mandiri, pasien harus patuh.

Ada 3 hal yang harus dijaga, antara lain:

1. Kehidupan sehari-hari

2. Penanganan COVID-19

3. Mencegah kontak

Kehidupan sehari-hari harus jalan praktis seperti kehidupan biasa.

Jangan sampai kehidupan sehari-hari terganggu akibat isolasi mandiri.

Sehingga pasien menjadi halusinasi, diam, dan tidak melakukan aktivitas.

Halaman
123