Hati-hati, Pasien yang Sudah Negatif COVID-19 Bisa Terkena Badai Sitokin, Simak Penjelasan Dokter

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi badai sitokin pasien COVID-19

Hari ke-15 virus sudah tidak tumbuh lagi.

Artinya virus akan mati dan tidak tumbuh lagi.

Kondisi tersebut terjadi pada kasus ringan dan sedang.

Ilustrasi tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 (bali.tribunnews.com)

Namun pada kondisi yang berat, bisa lebih lama lagi matinya, bisa lebih dari 3 minggu.

Jadi pada saat minggu ketiga virus menimbulkan peradangan yang sangat berat atau besar, virus sudah mulai mati.

Tapi kerusakan yang ditimbulkan akan menetap.

Sifatnya permanen, bahkan terus berlangsung.

Karena secara umum inflamasi dapat dihentikan pada kasus-kasus yang ringan.

Pada kasus berat, inflamasi berlangsung, kerusakan sifatnya permanen.

Mangkanya terjadi kerusakan organ.

Baca juga: Punya Masalah Karang Gigi? Berikut Solusi untuk Mengatasinya Menurut Dokter

Baca juga: Dok, Mengapa Dada Saya Sesak dan Tidak Tahan dengan Asap Rokok?

Virus sudah tidak tumbuh lagi, tapi kerusakan yang ditimbulkan merusak banyak organ dan sifatnya permanen.

Maka dari itu perlunya mencermati gejala.

Apabila ada gejala yang kurang lebih 3 hari menetap, segera periksakan ke dokter.

Karena ketika datang terlambat, akan membuat risiko bertambah.

Selain terjadi perburukan, yang dikhawatirkan menyebabkan angka kematian meningkat.

Penjelasan Dokter Spesialis Pulmonologi, dr. Rita Khairani, Sp.P dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV edisi 10 Mei 2021 tentang badai sitokin.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan ada di sini.