Hati-hati, Pasien yang Sudah Negatif COVID-19 Bisa Terkena Badai Sitokin, Simak Penjelasan Dokter

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi badai sitokin pasien COVID-19

Sebenernya sitokin sangat banyak macamnya.

Pada kasus COVID-19 yang paling mudah dikenali adalah sitokin khusus untuk peradangan atau inflamasi.

Ketika virus yang datang banyak, yang terlibat banyak, dapat menimbulkan proses peradangan yang sangat luas.

Pada saat terjadi di paru-paru akan menimbulkan suatu kondisi yang membuat sesak nafas.

Baca juga: Mengapa Kanker Mulut Dapat Terjadi, Dok?

Baca juga: Bagaimana Poin Penilaian Kesehatan Gigi untuk Masuk TNI? Berikut Penjelasan Dokter Militer

Nafas menjadi sesak, berat, hingga pasien dapat mengalami batuk.

Batuk akan sangat mengganggu sekali serta diiringi dengan demam.

Kondisi tersebut merupakan gejala-gejala yang timbul saat badai sitokin.

Badai sitokin tidak langsung terjadi.

Namun akan melewati beberapa fase.

Secara mudahnya kita bagi COVID-19 menjadi 5 tahap atau derajat.

Yang pertama adalah COVID-19 tanpa gejala.

Kemudian COVID-19 dengan gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, gejala kritis.

Ketika minggu ketiga, biasanya COVID-19 sudah mulai penyembuhan yang terjadi pada orang tanpa gejala dan gejala ringan.

Maka dari itu orang tanpa gejala jika sudah 10 hari sudah boleh pulang.

Karena pada pengamatan jika sudah tidak ada gejala, artinya sudah bagus.

Pada gejala ringan, 10 hari di tambah 3 hari bebas gejala.

Jika dalam 3 hari indra penciuman, pengecap, pernafasan, dan deman sudah tidak ada maka diperbolehkan pulang.

Karena dalam 3 haru sudah fase penyembuhan.

Ilustrasi pasien sudah negatif COVID-19 namun terkena badai sitokin (regional.kompas.com)

Pada kasus yang sebagian kecil kearah berat dan kritis di minggu ketiga justru terjadi perburukan.

Badai sitokin tidak terjadi pada seluruh kasus.

Halaman
1234