Bruxism Bisa Disebabkan oleh Masalah Psikologis, Simak Tips Dokter Gigi untuk Mengatasinya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi meditasi untuk mengatasi bruxism karena faktor psikologis

TRIBUNHEALTH.COM - Terlihat sepele, kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur ternyata memiliki efek jangka panjang yang sangat berbahaya.

Kebiasaan yang dikenal dengan istilah medis bruxism itu sampai bisa membuat persendian rahang terlepas.

Hal itu diungkap oleh drg R. Ngt. Anastasia Ririen, dalam program Sapa Dokter Tribunnews.com, yang tayang live pada 5 Maret 2021.

Untuk bisa mendiagnosis pasti bruxism, drg Anastasia menegaskan perlunya pemeriksaan.

"Supaya dokter mengetahui apa yang terjadi, sekaligus terapi yang tepat, pendampingannya, tetap setelah kami bertemu dengan penderita," tandasnya.

Apa lagi kebiasaan bruxism tidak hanya soal fisik.

Ternyata perilaku ini bisa juga terjadi karena faktor psikologis.

Baca juga: Ini Tips Agar Mendapatkan Gigi Sehat hingga Usia Tua

Baca juga: Ketika Mengalami Bruxism, Lebih Baik ke Psikolog atau Dokter Gigi Dulu?

Ilustrasi meditasi untuk mengatasi bruxism karena faktor psikologis (Pixabay)

"Kadang beban kerja, namanya faktor U, dan perjalanan waktu kan. Jadi stres pekerjaan atau masalah lain yang masuk alam bawah sadar kita, itu bisa memicu bruxism," jelasnya.

Kendati demikian, drg Anastasia memiliki tips tertentu.

"Salah satu cara yang saya lakukan, dan saya sarankan ke semua yang pernah komunikasi terkait ini, adalah bagaimana kita bisa melakukan manajemen stres."

Menurut drg Anastasia, dengan mengontrol apa yang ada di alam bawah sadar akan membuat tubuh menjadi lebih positif.

Pertama adalah dengan latihan pernapasan.

"Hanya dengan menyadari udara yang masuk dan keluar, menyadari pernapasan," katanya.

Baca juga: Menggertakkan Gigi Saat Tidur Sangat Berbahaya, Persendian Rahang Sampai Bisa Terlepas

Baca juga: Ini Fakta Mengenai Gigi Sensitif yang Perlu Diketahui

Ilustrasi Pemeriksaan Gigi (pixabay.com)

Kedua, drg Anastasia menganjurkan meditasi.

Cara paling mudah adalah dengan melatih pernapasan dan merasakan setiap hal yang dialami.

"Kita sadari. Maafkan diri sendiri yang sudah merasa sedih, kecewa, marah, jengkel, takut, cemburu, apaun itu."

"Menyadari, menerima, memaafkan diri sendiri," tandasnya sekali lagi.

Berikutnya adalah dengan mendengarkan musik yang menenangkan hati.

Baca juga: Simak Ini Penyebab Gigi Kuning yang Perlu Diketahui

Baca juga: Dua Penyebab Ibu Hamil Kerap Merasakan Gigi Sensitif, Bisa Gara-gara Faktor Hormonal dan Kebersihan

"Biasanya saya menyarankan musik yang bit-nya lebih lambat dari detak jantung kita."

"Kemudian dukungan keluarga. Karena lingkungan terdekat kita punya peran yang sangat besar untuk menciptakan suasana yang damai, yang tenang, dalam lingkungan terkecil tapi terpenting dalam hidup."

drg Anastasia menjelaskan dukungan keluarga sangat baik bagi penderita bruxism yang disebabkan faktor psikologis.

Baca artikel seputar kesehatan gigi dan mulut di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)