Breaking News:

Pak Adib, Adakah Kemungkinan Terjadi Sesuatu Ketika Seseorang Menikah Terlalu Dini?

Banyak pasangan muda di sekitar kita yang sudah melangsungkan pernikahan meskipun usia mereka masih di bawah 18 tahun.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
freepik
ilustrasi pernikahan di usia matang 

TRIBUNHEALTH.COM - Pernikahan dini adalah pernikahan yang terjadi sebelum seseorang berusia 18 tahun.

Fenomena ini masih sering terjadi di sekitar kita.

Sayangnya, banyak pasangan muda yang belum siap secara mental, fisik, dan emosional untuk menjalani kehidupan rumah tangga.

Anak muda yang menikah terlalu cepat lebih rentan mengalami tekanan psikologis, seperti mudah marah, bingung menjalani peran sebagai suami atau istri, bahkan kesulitan merawat diri sendiri.

Masalah ekonomi juga kerap muncul dalam pernikahan dini, yang dapat menambah stres dan tekanan dalam rumah tangga.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kesiapan menikah bukan hanya soal usia, tetapi juga kematangan pikiran dan perasaan.

ilustrasi pernikahan
ilustrasi pernikahan (freepik)

Baca juga: Faktor Apa Saja yang Menyebabkan Terjadinya Pernikahan Dini di Masyarakat, Pak Adib?

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh pernikahan dini terhadap kesehatan mental, kita bisa bertanya langsung dengan psikolog berkompeten seperti Adib Setiawan S. Psi., M.Psi.

Pertanyaan: 

Pak Adib, adakah kemungkinan terjadi sesuatu jika seseorang menikah terlalu dini?

Ruli, di Sukoharjo

2 dari 4 halaman

Adib Setiawan,S.Psi., M.Psi menjawab: 

Kalau orang menikah terlalu dini yang terjadi banyak, misalnya kalau di masa lalu orang menikah dini cepat punya anak tapi cepat juga pisahnya. 

Kenapa? Karena suami menganggur, akhirnya istri berpikir menjadi TKI, yang akhirnya tidak ketemu dengan suami dan mencari nafkah ke luar negeri. 

Baca juga: Apakah Cara Menyelesaikan Masalah dalam Hubungan jadi Tanda Seseorang Siap Menikah, Pak Adib?

Itu sebuah konsekuensi-konsekuensi penikahan dini, konsekuensi kejadian yang ada di masyarakat sekitar kita ketika belum mampu mencari nafkah, sehingga butuh pengorbanan. 

Akan lebih baik menikah itu kalau memang secara entilektual, pendidikan, pekerjaan dan sudah siap. Selain itu juga sudah punya tabungan yang cukup, tidak terlilit pinjol. 

Pernikahan dini juga bisa menyebabkan seseorang terlilit pinjol dan akhirnya masalah semakin kompleks hingga sulit dikendalikan. 

Profil Adib Setiawan,S.Psi., M.Psi.

Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan,S.Psi.,M.Psi.
Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan,S.Psi.,M.Psi. (Dokumen pribadi Adib Setiawan, Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak.)

Adib merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.

Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.

Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.

Baca juga: Pak Adib, Sebelum Menikah Apakah Harus Matang Secara Emosional?

3 dari 4 halaman

Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.

Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.

Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.

Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.

Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.

Riwayat Pendidikan

S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005

S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009

Pengabdian Masyarakat

- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan

4 dari 4 halaman

- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019

- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang

Baca juga: Pak Adib, Apa Saja Kriteria Seseorang Dikatakan Siap Menikah?

Cek artikel dan berita kesehatan lain di 

Google News 

(TribunHealth.com) 

Dapatkan The Danish Way Of Parenting - Jessica Joelle Alexander Inspirasi Kado di sini

Selama lebih dari 40 tahun Denmark selalu terpilih menjadi negara paling bahagia sedunia, menurut World Happiness Record oleh PBB. Tak terhitung banyaknya artikel dan kajian yang berusaha memecahkan misteri ini.

Setelah riset bertahun-tahun, ternyata jawabannya sangat sederhana. Ini karena gaya pengasuhan mereka.

Filosofi orang Denmark dalam membesarkan anak terbukti memberikan hasil yang cukup efektif: anak-anak yang tangguh, emosi terkendali, dan bahagia. Warisan inilah yang membuat Denmark selalu menempati urutan pertama indeks kebahagiaan seluruh dunia.

Temukan rahasia nyata kesuksesan orang Denmark dalam membesarkan anak-anaknya, dalam buku ini. Namun ingatlah, menerapkan metode ini memerlukan latihan, kesabaran, penyelesaian, dan kesadaran, tetapi hasilnya sepadan karena tujuan kita sebagai orang tua adalah membesarkan anak-anak yang bahagia. Maka, kesuksesan akan menghampirinya pada masa depan kelak.

Dapatkan The Danish Way Of Parenting - Jessica Joelle Alexander Inspirasi Kado di sini

Selanjutnya
Tags:
Adib Setiawan S.Psi. M.Psi.PsikologiTribunhealth.com
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved