TRIBUNHEALTH.COM- Usus buntu atau dalam bahasa medis disebut apendisitis merupakan anatomi bagian dari usus besar yang bisa menjadi radang ketika terdapat bakteri atau penyumbatan.
Peradangan usus buntu bisa terjadi pada semua kalangan usia baik muda maupun tua.
Akan tetapi, peradangan usus buntu banyak dijumpai pada pasien usia 10-40 tahun.
Perbedaan gejala usus buntu dengan gejala yang dialami oleh penderita penyakit lambung adalah titik nyeri yang dirasakan.
Pada usus buntu biasanya merasa nyeri pada perut bagian kanan bawah, sedangkan pada penderita penyakit lambung terasa nyeri pada bagian ulu hati.
Usus buntu biasanya ditandai dengan gejala nyeri pada perut bagian kanan bawah, demam, mual, muntah, diare, dan gejala yang sudah cukup berat ditandai dengan tidak bisa BAB dan buang gas.
Berbicara masalah usus buntu, ada pertanyaan yang diajukan kepada Dokter Spesialis Bedah Digestif.
Pertanyaan:
Dok, Bagaimana cara mencegah usus buntu?

Dokter Spesialis Bedah Digestif dari Rumah Sakit Hermina Solo, dr. Riskie Aditya, Sp.B-KBD, menjawab:
Cara mencegah usus buntu bisa dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan meminum vitamin, olahraga dan makan makanan yang sehat.
Mengimbangi makanan sehari-hari dengan makanan yang sehat.
Meningkatkan daya tahan tubuh dan menghindari faktor pencetus usus buntu, seperti:
- Pengerasan feses atau nenda asing seperti biji cabai atau biji jambu atau cacing yang masuk ke dalam ruang usus buntu yang kemudian menyebabkan sumbatan.
- Faktor infeksi pada anak-anak yang dimana kelenjar limfe masih sangat aktif dan banyak di usus buntu. Jika terjadi infeksi di daerah tersebut maka risiko infeksi usus buntu akan semakin meningkat.
(TribunHealth.com/Okta)