Breaking News:

4 Mitos Seputar Penyakit Katarak Berdasarkan Penjelasan Dokter

Dokter Bedah Mata menjelaskan berbagai mitos yang harus berhenti dipercaya seputar kesehatan mata, apa saja?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
pixabay.com
Ilustrasi seseorang yang memiliki mata katarak, begini penuturan 

TRIBUNHEALTH.COM - Katarak merupakan salah satu penyakit mata yang banyak terjadi.

Pada dasarnya katarak bisa diatasi dengan perawatan yang tepat.

Namun banyaknya mitos seputar penyakit ini bisa menghambat seseorang untuk segera mendapatkan penanganan.

Dokter Bedah mata, Dr. Priyanka Singh, menulis di kanal kesehatan Times of India mengenai mitos seputar penyakit katarak yang harus berhenti dipercaya.

Berikut ini di antaranya:

1. Katarak bisa sembuh dengan tetes mata atau obat tertentu

ilustrasi seseorang yang mengalami keluhan pada mata
ilustrasi seseorang yang mengalami keluhan pada mata (freepik.com)

Masih ada kepercayaan bahwa obat tetes mata atau obat lainnya bisa menyembuhkan katarak.

Memang benar ada obat yang dapat memperlambat pertumbuhan katarak, tetapi tidak dapat menghilangkan kekeruhan lensa setelah terbentuk.

"Orang-orang berpikir bahwa menggunakan obat tetes ajaib, mengonsumsi vitamin tambahan, atau pola makan yang lebih sehat dapat menghilangkan katarak. Para ahli medis menekankan bahwa kelegaan yang sesungguhnya hanya dapat diperoleh melalui operasi kecil yang direncanakan untuk mengganti lensa yang keruh," tulisnya.

Baca juga: Dok, Adakah Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak Secara Umum?

2. Operasi katarak butuh waktu lama

2 dari 3 halaman

Operasi identik dengan prosedur bedah yang panjang dan sakit.

Padahal, operasi katarak merupakan tindakan sederhana yang dilakukan dalam waktu singkat.

"Operasi katarak berlangsung cepat dan lembut. Diselesaikan dalam waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit, operasi ini biasanya dilakukan di ruang yang tidak jauh dari ruang tunggu klinik," kata Dr. Priyanka.

Pembiusan serta prosedur yang modern juga memungkinkan pasien untuk tidak merasakan rasa sakit selama operasi.

ilustrasi penderita katarak
ilustrasi penderita katarak (nakita.grid.id)

3. Hanya menyerang orang tua

Mitos ketiga adalah bahwa katarak hanya terjadi pada orang tua saja.

Memang, risiko terkena kondisi ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Namun, pada dasarnya katarak bisa dialami oleh siapa saja.

"Banyak orang mengaitkan katarak dengan usia tua karena pada usia tersebutlah katarak paling sering muncul. Namun, lensa keruh dapat muncul pada bayi, anak-anak, dan bahkan orang berusia dua puluhan."

"Trauma, beberapa obat, atau penyakit seperti diabetes biasanya menjadi penyebab katarak dini ini," tandasnya.

Baca juga: Dokter, Apakah Munculnya Warna Putih di Kornea Bisa Dikatakan Sebagai Penyakit Katarak?

3 dari 3 halaman

4. Katarak bisa tumbuh lagi

Ada anggapan bahwa katarak bisa tumbuh lagi setelah diperasi.

Memang lensa mata bisa keruh lagi setelah operasi, namun ini bukan berarti katarak tumbuh lagi.

"Dokter bedah mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan yang bening; katarak asli tidak akan pernah kembali."

"Namun, seiring berjalannya waktu, selaput tipis yang menahan lensa baru dapat menebal dan mengaburkan penglihatan. Disebut kekeruhan kapsul posterior, hal ini mudah diperbaiki dengan tindakan laser yang cepat dan tidak menyakitkan yang dilakukan di klinik," pungkasnya.

Selanjutnya
Tags:
KatarakOperasiMata katarak Rohidin Mersyah iOS 16 Operasi Bariatrik Ade Yasin
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved