Breaking News:

5 Efek Samping Kebanyakan Makan Daging dalam Sekali Waktu, Jangan Konsumsi Berlebihan Saat Idul Adha

Berikut ini alasan mengapa tidak boleh kebanyakan makan daging saat Idul Adha, ada beberapa risiko kesehatan

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pixabay
Ilustrasi daging kurban 

TRIBUNHEALTH.COMIdul Adha menjadi momen ketika asupan daging merah jadi meningkat.

Hal ini karena umat muslim memotong hewan kurban untuk dibagikan dan dikonsumsi.

Meski pada dasarnya baik, konsumsi daging berlebihan juga perlu dihindari.

Menurut Insider, mengonsumsi daging dalam porsi besar dalam waktu singkat dapat menyebabkan beberapa dampak negatif.

Berikut penjelasan mengenai efek samping yang mungkin timbul akibat kebanyakan makan daging.

1. Mudah Lelah

ilustrasi daging
ilustrasi daging (freepik/ timolina)

Saat tubuh mencerna daging, seseorang bisa merasa lemas atau mengantuk setelah makan.

Hal ini terjadi karena aliran darah lebih banyak dialirkan ke usus untuk membantu proses pencernaan, sehingga aliran darah ke otak dan anggota tubuh lainnya sedikit berkurang.

Selain itu, beberapa jenis daging seperti sapi dan kalkun mengandung triptofan, asam amino yang berperan dalam produksi melatonin—hormon pemicu rasa kantuk.

Baca juga: Kenapa Harus Membatasi Konsumsi Daging Merah?

2. Dehidrasi

2 dari 3 halaman

Makanan kaya protein seperti daging membutuhkan banyak air untuk diproses, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.

Meskipun protein penting untuk pembentukan dan perbaikan otot, kebutuhan protein harian sebenarnya tidak sebanyak yang dibayangkan.

Rekomendasi asupan protein untuk orang yang kurang aktif adalah sekitar 0,36 gram per pon berat badan, sementara atlet hanya membutuhkan maksimal satu gram per pon berat badan per hari.

Kelebihan protein membuat tubuh menggunakan lebih banyak cairan untuk membuang nitrogen berlebih. Jika asupan air tidak mencukupi, dapat timbul gejala seperti lemas, pusing, atau rasa tidak nyaman.

ilustrasi daging merah
ilustrasi daging merah (grid.id)

3. Berkeringat Lebih Banyak

Proses mencerna makanan, terutama protein, membutuhkan energi lebih besar dan dapat meningkatkan suhu tubuh—fenomena yang disebut termogenesis yang diinduksi diet.

Karena protein lebih sulit dicerna, efek peningkatan suhu tubuh lebih signifikan, sehingga menyebabkan produksi keringat berlebih setelah mengonsumsi daging.

Baca juga: Bahaya Konsumsi Daging Olahan dan Daging Merah yang Tidak Diolah, Risiko Diabetes Tipe 2

4. Masalah Pencernaan Akibat Kurang Serat

Kebanyakan makan daging dapat mengurangi asupan makanan lain seperti biji-bijian dan sayuran, yang kaya serat. Akibatnya, timbul masalah pencernaan seperti kembung, sembelit, atau diare.

Daging memang mengandung banyak nutrisi, tetapi minim serat—komponen penting untuk pencernaan dan regulasi gula darah. Kekurangan serat dapat menyebabkan gangguan pencernaan serius, termasuk kram.

3 dari 3 halaman

Penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi serat mendukung kesehatan pencernaan dan metabolisme karena menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di usus.

5. Risiko Penyakit Kardiovaskular

Ilustrasi daging berlemak
Ilustrasi daging berlemak (pixabay.com)

Studi menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dan daging olahan berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan penyakit jantung.

Daging olahan seperti ham, bacon, sosis, dan hot dog mengandung pengawet kimia nitrat, yang telah terbukti meningkatkan risiko kanker usus besar, ginjal, dan lambung.

Oleh karena itu, para ahli gizi menyarankan untuk mengonsumsi daging dalam jumlah sedang guna mengurangi risiko penyakit kronis.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Idul Adhadaging sapidaging kurbanDaging Soto Madura Hashweh Kuzu Tandır Sambousek Tharid Kafta Kibbeh Tagine (Tajine)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved