Dokter dan Residen Unhas Semangat Ikuti Sharing Fellowship drg. Syaril Samad, Sp.BMM., SubSp TMF-TMJ

TRIBUNHEALTH.COM - Semangat pengembangan kapasitas keilmuan dan profesionalisme kembali digaungkan oleh Rumah sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui kegiatan Sharing Session Post Fellowship yang digelar pada Rabu, (2/4/2025), bertempat di Ruang Aula Halimah Dg. Sikati, RSGMP Unhas.

Acara yang dimulai pukul 14.00 WITA ini menghadirkan narasumber utama, Syaril Samad, drg., Sp.BMM., SubSp TMF-TMJ(K), yang baru saja menyelesaikan program fellowship di bidang Trauma Maksilofasial dan Sendi Temporomandibular di Shanghai Ninth People’s Hospital, Affiliated Shanghai Jiao Tong University, Tiongkok.

Baca juga: RSGMP Unhas jadi RSGM Pendidikan Utama Program Studi Subspesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial

Dalam sesi bertajuk “Experienced in Post Fellowship of Trauma Maxillofacial and Temporomandibular Joint”, drg. Syahril membagikan berbagai wawasan mulai dari protokol penanganan trauma maksilofasial akut, pendekatan bedah terkini pada kasus fraktur, hingga inovasi dalam penanganan gangguan sendi temporomandibular (TMJ). 

Ia juga menampilkan studi kasus berbasis pengalaman klinisnya selama menjalani fellowship di Ninth People’s Hospital Shanghai, sebuah rumah sakit pendidikan yang terafiliasi langsung dengan Shanghai Jiao Tong University dan dikenal sebagai pusat unggulan dalam bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial di kawasan Asia-Pasifik.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua departemen, Sekertaris Program studi, para dokter dan residen Bedah Mulut dan Maksilofasial Universitas Hasanuddin. dan merupakan sharing session pertama yang diselenggarakan oleh RSGMP Unhas pada tahun 2025.

Baca juga: 6 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua saat Anak Tantrum di Depan Publik

Antusiasme peserta terlihat dari interaksi aktif selama kegiatan, menunjukkan tingginya minat terhadap pengayaan wawasan internasional di bidang Bedah Mulut dan maksilofasial.

“Saya belajar banyak tidak hanya dari sisi teknis bedah, tetapi juga bagaimana sistem kerja tim multidisiplin di rumah sakit tersebut mendukung pengambilan keputusan klinis secara cepat dan akurat,” ungkap drg Syahril.

Dengan digelarnya sharing session ini, diharapkan lahir semangat kolaboratif dan dorongan bagi tenaga medis muda untuk terus mengembangkan kompetensi melalui jejaring internasional dan program fellowship.

Cek artikel dan berita kesehatan lainnya di 

Google News