TRIBUNHEALTH.COM - Radang amandel atau tonsilitis adalah infeksi pada amandel yang umumnya menyebabkan demam dan sakit tenggorokan.
Amandel adalah sepasang organ limfoid yang terletak di kiri dan kanan pangkal tenggorokan.
Organ ini berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari infeksi maupun penyakit, terutama pada anak-anak.
Baca juga: Apakah Operasi Radang Amandel Bisa Memengaruhi Imunitas Anak? Dokter Anak Menjelaskan
Seiring dengan bertambahnya usia, peran amandel sebagai sistem kekebalan tubuh akan mulau tergantikan secara bertahap, hingga akhirnya menyusut.
Berbicara mengenai radang amandel, terdapat pertanyaan yang diajukan pada Dokter Spesialis Anak.
Pertanyaan:
Dokter, radang mandel ini kan sering dialami oleh anak-anak usia 10 tahun ke atas.
Lantas, apabila radang amandel ini terjadi pada anak bayi, bagaimana mengatasinya?
Mariska, Sleman.
Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, menjawab:
Semakin besar anak, maka imunitas tubuhnya akan semakin bagus.
Kalau misalnya masih bayi (0-1 tahun), sebetulnya tonsil bayi ini masih tubuh dan puncaknya di usia 10 tahun.
Justru tonsil ini akan lebih besar daripada orang dewasa.
Tapi, kalau masih bayi ya belum saatnya untuk dioperasi dan sebagainya, karena masih tubuh.
Baca juga: Adakah Perbedaan Gejala Radang Amandel pada Anak dan pada Orang Dewasa Dok?
Lantas, bagaimana menyiasatinya?
Kalau misalnya bayi terjadi batuk, pilek, atau demam, dan misalnya terjadi radang tenggorokan, maka dibawa ke dokter anak untuk diberikan obat-obatan tertentu, tergantung penyebabnya virus atau bakteri.
Kemudian istirahat yang cukup, kalau masih 0-6 bulan diberikan ASI.
Berikan banyak cairan, karena cairan ini untuk mencukupi hidrasi pada bayi tersebut dan jangan sampai bayi demam.
Pada bayi, radang amandel ini gejalanya sama seperti anak-anak, seperti batuk, pilek, dan demam.
Baca juga: Dok, Mitos atau Fakta Anak yang Suka Makan Snack Bisa Berisiko Alami Radang Amandel?
Ketika gejala ini muncul, harus diperiksa apakah tonsilnya sedang meradang atau bengkak.
Anak bayi cenderung belum bisa bicara dan hanya bisa menangis, ini memang diperlukan ketelitian dari orang tua.
Biasanya seorang ibu akan lebih punya feeling apakah bayinya nangis karena sakit atau karena yang lain.
Kalau feeling bunda sudah tidak enak, sebaiknya dibawa konsultasi ke dokter spesialis anak.
Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A
dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang kini berpraktik di RS UNS Sukoharjo dan Balai Kesehatan Masyarakat Ambarawa.
Tertarik dengan dunia kedokteran, dr. Aisya kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Di Universitas tersebut, dia menyelesaikan studi dokter umum dan melanjutkan pendidikan spesialis anak.
Selama masa studinya, ia aktif sebagai asisten dosen dan peneliti.
Pengalaman kerja dr. Aisya sangat beragam.
dr. Aisya pernah bekerja sebagai dokter internship di RSUD Pandanarang Boyolali dan Puskesmas Boyolali II, kemudian berlanjut sebagai dokter umum di berbagai institusi termasuk Klinik Kimia Farma Adi Sucipto dan RS UNS.
Baca juga: Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS UNS Sukoharjo
Pada tahun 2023, ia pernah bekerja di RSU Asy Syifa Sambi Boyolali.
dr. Aisya kemudian bergabung dengan RS UNS Sukoharjo sebagai dokter spesialis anak, serta menjadi dosen dan staf pengajar hingga kini.
Selain itu, sekarang ia juga berpraktik di RSU Hidayah Boyolali serta RS Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta.
dr. Aisya memiliki beragam prestasi dan penghargaan, serta aktif dalam menulis karya ilmiah dan seminar.
Selain itu, dr. Aisya juga rutin memberikan edukasi mengenai kesehatan anak melalui Instagram miliknya @dr.aisyafik, dan juga menjadi narasumber dari TribunHealth.
Untuk berkonsultasi dengan dr. Aisya, Anda dapat mengunjungi Instagram @dr.aisyafik atau datang langsung ke tempat praktek dr. Aisya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: Dokter, Apakah Amandel Memiliki Peran Penting pada Tubuh Anak? Dokter Anak Menjawab