TRIBUNHEALTH.COM - Sering kali kita menemukan seseorang yang mengalami biduran.
Biduran adalah kondisi berupa ruam kemerahan pada kulit.
Keluhan ini biasanya disertai rasa gatal yang mengganggu.
Orang yang terkena biduran sering merasa tidak nyaman akibat gatal tersebut.
Meski biduran lebih sering terjadi pada anak-anak, orang dewasa juga dapat mengalaminya.
Seseorang mengalami akibat mengunjungi daerah dingin, kemudian bibir bengkak serta kemerahan bahkan terasa gatal.
Apakah biduran ini bisa menyebabkan bibir memerah dan bengkak?

Baca juga: 10 Makanan Super Warna Hijau untuk Kendalikan Kolesterol
Dokter spesialis kulit, dr. Arieffah menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai biduran akibat mengunjungi daerah bersuhu dingin.
Sebenarnya, beberapa orang ada yang mengalami biduran ketika mendatangi daerah yang bersuhu dingin.
Bahkan, beberapa di antaranya mengalami bibir bengkak dan kemerahan saat biduran.
dr. Arieffah menjelaskan bahwa biduran diklasifikasikan berdasarkan gejala klinisnya.
Ia menambahkan, kasus terbanyak hanya biduran saja, yakni sebanyak 5 persen.
"Iya, jadi beberapa jenis biduran kita klasifikasikan berdasarkan gejala klinisnya," kata dr. Arieffah.
"Tapi, ini itu terbanyak adalah yang biduran aja."
"Jadi, sebanyak 5 persen itu ya hanya biduran aja," lanjutnya.
Baca juga: Cara Mudah Melawan Diabetes Tipe 2: Olahraga 30 Menit Setiap Hari
Lanjut, biduran yang disertai bengkak dan mata bengep atau mulut membesar, bahkan saluran napas tersumbat dan merasa sesak, sebanyak 40 persen.
"Kalau pun terjadi bengkak dan disertai, misalkan matanya bengep atau mulutnya ikut membesar. Bahkan ada yang sampai saluran napasnya ikut tersumbat atau dia merasa sesak kalau dari pasien. Itu hanya sekitar 40 persen."
Bisa juga seseorang hanya mengalami bengkak saja.
Seseorang memgalami mata bengkak, bibir bengkak bahkan terjadi gangguan napas tanpa biduran, presentasenya sekitar 10 persen.
"Bisa juga terjadi hanya bengkak aja. Jadi matanya bengkak, bibirnya bengkak, terjadi gangguan saluran napas, itu aja tanpa biduran. Nah, itu hanya 10 persen," sambungnya.
Kata dr. Arieffah, kasus biduran ini bisa terjadi tunggal hanya biduran saha, bisa kombinasi antara biduran dan bengkak-bengkak.
Bahkan bisa hanya terjadi bengkak saja.

Baca juga: Rajin Eksfoliasi jadi Kunci Mengecilkan Pori-pori, Begini Penjelasan dr. Tiffany
"Jadi bisa terjadi semuanya. Bisa tunggal hanya biduran, bisa kombinasi biduran bengkak-bengkak, atau hanya bengkak aja, itu bisa."
Seseorang yang hanya mengalami biduran saja, kata dr. Arieffah risiko mengancam jiwa cenderung lebih rendah.
Mungkin yang terjadi hanya penurunan kualitas hidup karena aktivitas harian yang terganggu akibat gatal.
"Kalau hanya biduran saja, risiko untuk mengancam jiwa itu lebih rendah. Paling yang terjadi hanya menurunkan kualitas hidup. Jadi aktivitas hariannya terganggu mungkin dengan gatal," tuturnya.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Arieffah menegaskan, biduran yang sudah melibatkan bengkak, biasanya pasien datang ke unit gawat darurat atau instalasi gawat darurta.
Kejadian yang lebih ngeri dan mengancam jiwa ialah tidak ada biduran tapi bengkak.
Baca juga: Dokter, Sejauh Mana Keamanan Skin Booster jika Dilihat dari Kacamata Kesehatan?
Bisa saja pasien tiba-tiba merasa sesak, kejadian itulah yang mengancam keselamatan jiwa.
"Tapi kalau sudah melibatkan bengkak-bengkak, itu biasanya pasien akan lebih cenderung datang ke unit gawat darurat atau instalasi gawat darurat ya, karena sudah mulai bengkak."
"Dan yang lebih mengancam jiwa itu adalah yang ngeri itu tidak ada bidurannya, tapi bengkak. Pasien tiba-tiba sesak, nah itu yang sebenarnya mengancam jiwa atau mengancam keselamatan jiwa," pungkas dr. Afieffah.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Arieffah Sp.KK. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin.
(TribunHealth.com/PP)