TRIBUNHEALTH.COM - Stroke merupakan salah satu kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat mengancam nyawa.
Stroke tidak terjadi begitu saja.
Biasanya stroke disebabkan oleh sejumlah faktor risiko dalam jangka panjang.
Sejumlah hal yang kerap disepelekan juga dapat menyebabkan stroke, termasuk kurang aktivitas fisik.
Selain itu, berbagai penyakit penyerta atau komorbid yang tidak dikontrol juga bisa menyebabkan stroke.
Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini sejumlah hal yang dapat menyebabkan stroke.
1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko stroke paling signifikan.
Kondisi ini merusak pembuluh darah seiring waktu, sehingga lebih rentan pecah atau tersumbat.
Mengelola tekanan darah dengan tepat melalui pengobatan, diet, dan pengurangan stres dapat menurunkan risiko stroke secara signifikan.
2. Penyakit kencing manis
Diabetes atau kencing manis meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat karena kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, yang menyebabkan penumpukan plak (aterosklerosis) yang membatasi aliran darah.
Menjaga kadar gula darah yang sehat melalui diet, olahraga, dan pengobatan sangat penting untuk mengurangi risiko ini.
Baca juga: 6 Manfaat Duku untuk Diabetes atau Kencing Manis, Stabilkan Kadar Gula Darah
3. Merokok
Zat kimia dalam tembakau merusak pembuluh darah, meningkatkan peradangan, dan menyebabkan penumpukan plak di arteri.
Berhenti merokok adalah salah satu cara paling efektif untuk menurunkan risiko stroke, karena memungkinkan tubuh memperbaiki pembuluh darah yang rusak seiring berjalannya waktu.
4. Kolesterol tinggi
Kolesterol berlebih dapat menumpuk di arteri, menyebabkan aterosklerosis dan membatasi aliran darah ke otak.
Mengurangi kolesterol melalui diet, olahraga, dan pengobatan bila diperlukan dapat membantu mencegah pembekuan dan penyumbatan.

5. Obesitas
Kelebihan berat badan membebani sistem kardiovaskular dan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Mencapai berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga secara signifikan menurunkan risiko stroke dengan mengurangi tekanan pada pembuluh darah.
6. Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol yang buruk.
Aktivitas fisik yang teratur memperkuat jantung dan meningkatkan sirkulasi, yang membantu menjaga tekanan darah dan kolesterol tetap terkendali, sehingga mengurangi risiko stroke.
Baca juga: 6 Kebiasaan Ini Rawan Menyebabkan Kanker jika Dilakukan Terus Menerus, Termasuk Mager
7. Pola makan yang buruk
Pola makan yang tinggi garam, lemak tak sehat, dan makanan olahan berkontribusi terhadap obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Pola makan seimbang yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak adalah kunci untuk meminimalkan faktor-faktor risiko ini.
8. Penyakit jantung
Kondisi jantung tertentu, seperti fibrilasi atrium (AFib), meningkatkan risiko stroke dengan menyebabkan aliran darah tidak teratur dan membentuk gumpalan darah yang dapat mencapai otak.
Mengelola kondisi jantung melalui pemeriksaan rutin dan pengobatan dapat mengurangi risiko ini.

9. Usia dan jenis kelamin
Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun, karena pembuluh darah secara alami kehilangan fleksibilitasnya. Pria memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi, meskipun wanita mengalami dampak yang lebih parah.
Gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi kemungkinan stroke seiring bertambahnya usia.
10. Riwayat keluarga dan genetika
Riwayat keluarga yang terkena stroke dapat menunjukkan kecenderungan genetik terhadap faktor risiko tertentu seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
Memahami dan mengelola faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi dapat membantu mengimbangi risiko yang diwariskan ini.
Mengelola faktor-faktor ini melalui perubahan gaya hidup, pengobatan, dan pemeriksaan medis rutin dapat menurunkan risiko stroke secara signifikan.
(TribunHealth.com)