TRIBUNHEALTH.COM - Pola makan memainkan peran penting dalam menjaga kondisi kesehatan tetap prima.
Pola makan yang buruk dapat berdampak buruk pula terhadap kesehatan secara umum.
Lalu apa jadinya jika baru menerapkan pola makan sehat saat usia sudah memasuki 30-an?
Apakah hal ini dapat berdampak positif terhadap kesehatan?
Terkait hal ini, Dokter RSIS Yarsis Surakarta dr. Dyah Ayu Wulandari pernah menjelaskan ketika menjadi narasumber Healthy Talk TribunHealth.com.
Berikut ini penjelasannya.
Baca juga: Ahli Tekankan Pentingnya Olahraga bagi Penderita Hipertensi, Perlu Didukung dengan Pola Makan Sehat
“Bisa sekali, ya.
Jadi lebih cepat lebih baik, ya, ketika kita sudah tahu itu akan lebih baik daripada kita tidak memperbaiki.
Bahkan di usia berapa pun, ketika kita memulai untuk pola makan yang sehat, selagi kita belum punya penyakit, ya.
Jadi ketika kita mau mulai untuk mengatur pola makan, pastikan tubuh kita sudah ada penyakit atau belum.
Karena nanti pengaturan diet atau pengaturan pola makan orang yang tidak punya penyakit dengan yang punya penyakit tertentu itu ada sedikit perbedaan.
Misalnya, bagaimana cara diet orang yang normal, ya, tidak ada risiko, bagaimana cara mengatur diet orang yang memang sudah overweight atau obesitas, bagaimana cara mengatur diet orang yang sudah punya riwayat penyakit, misalnya dia sudah punya riwayat diabetes, punya riwayat hipertensi.
Nah ini ada sedikit perbedaan untuk pengaturannya, ya.
Sehingga kita harus pastikan kondisi tubuh kita dalam kondisi yang sehat, sempurna, atau belum.
Biasanya kita ada screening-nya.
Jadi kita pastikan kadar lemak tubuh kita berapa, kemudian usia sel tubuh kita ini angkanya berapa.
Itu kita gunakan alat untuk mengecek di awal, ya, sebelum kita memang mau memperbaiki tubuh kita.
Kalau kita sudah tahu kekurangannya di mana, kita bisa memperbaiki sesuai kondisi masing-masing.
Jadi misalnya, ternyata yang bermasalah usia selnya, selnya banyak yang rusak. Jadi kita harus penuhi proteinnya, harus ditingkatkan supaya sel-selnya dia lebih cepat membaiknya.
Atau mungkin ternyata permasalahannya dia di visceral fat-nya atau lemak perutnya yang sangat tinggi.
Nah lemak perut yang tinggi atau lingkar perut, biasanya kita hitung dari ukuran lingkar perut.
Nah itu juga akan melihat risiko dia terkena penyakit kronis, ya, hipertensi, jantung, diabetes. Nah itu bisa dari situ juga.”
Dapatkan berbagai produk kesehatan dengan harga dan diskon menarik di Official Shopee:
- Enervon-C Multivitamin untuk Daya Tahan Tubuh (30 Kapsul)
- Curcuma Plus Grow Rasa Jeruk untuk Nafsu Makan (20 Tablet)
- Wardah Lightening Day Gel - Pelembab Pagi Hari dengan Advanced Niacinamide
- Obat Sakit Pinggang Nyeri Sendi Saraf Kejepit Asam Urat Rematik Sakit Lutut Kesemutan Pegal Linu Sakit Kaki Osteoporosis
Talk Show lengkap dengan dr. Dyah Ayu Wulandari dapat ditonton pada tayangan YouTube “Tetap Sehat meski Makan di Luar” lewat link berikut: