TRIBUNHEALTH.COM - Bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) adalah prosedur yang sering menjadi pilihan bagi pasangan yang mengalami kesulitan untuk memiliki anak secara alami dan program tersebut dilakukan dalam beberapa tahapan.
Sudah banyak pasangan yang melakukan program ini dan sebagian dari mereka berhasil melakukannya.
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap seputar bayi tabung, simak penjelasan dari Prof. dr. Noor Pramono, M. Med.Sc.,Sp.O.G, Subsp.F.E.R yaitu dokter spesialis obstetri ginekologi dan konsultan fertilitas endokronologi Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
Baca juga: dr. Dewi Ungkap Bahan Alami untuk Mengatasi Ketiak Menghitam, Mudah Ditemukan di Rumah

Dikutip dari obrolan bersama Prof. dr. Noor Pramono yang dikutip dalam HealtyTalk Tribunhealth (8/8), beliau menjelaskan bahwa program bayi tabung merupakan usaha seorang pasien wanita dengan dibantu pengobatan medis dari dokter untuk menghasilkan sel telur yang baik dan nantinya agar dapat memiliki keturunan.
Dalam proses bayi tabung sendiri juga ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum nantinya pasien wanita tersebut divonis memiliki sampel sel telur yang baik dan dapat dilakukan pembuahan dengan sel sperma dari suaminya. Menurut Prof. dr. Noor Pramono prosedur bayi tabung tersebut antara lain,
1. Konsultasi awal dan persiapan
Pasangan suami istri yang terindikasi memiliki masalah pada sistem reproduksinya dan sulit memiliki keturunan setelah bertahun-tahun berumah tangga serta berkeinginan melakukan program bayi tabung.
Sebaiknya melakukan pemeriksaan dan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan.
Proses ini diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan dan tes sampel sel telur dan rahim pasien wanita serta sampel sperma pasangan suami istri untuk dicek kesuburan keduanya.
Persiapan tersebut dilakukan kurang lebih selama sebulan.
2. Stimulasi ovarium pasien wanita
Tahapan ini dilakukan setelah hasil pemeriksaan awal selesai, dengan tujuan merangsang keluarnya sel telur pada pasien wanita dengan jumlah sebanyak banyaknya yang dirangsang melalui obat obatan yang diberikan oleh dokter.
3. Pengambilan sel telur dan sperma
Setelah dirasa sel telur yang dihasilkan dari proses rangsangan obat-obatan yang diberikan sebelumnya, maka dokter akan mengambil sel telur tersebut dari vagina pasien wanita tersebut dan meletakkan sel telur tersebut dalam suatu cawan khusus berbentuk tabung.
Kemudian setelah itu sperma suami akan dikeluarkan untuk dicampurkan di dalam cawan yang sama dengan sel telur istri agar terjadi proses pembuahan.
Baca juga: Ibu Hamil Mengalami Hipertensi, Aktivitas Apa Saja yang Perlu Dihindari? dr. Bambang Sp.OG Menjawab

4. Transfer embrio hasil pembuahan
Jika sel telur dan sperma yang tercampur pada suatu cawan tadi berhasil dalam proses pembuahan, maka akan menghasilkan embrio.
Embrio tersebut yang nantinya akan di transfer atau dipindahkan ke dalam rahim pasien wanita.
Sebelum itu dokter akan memilih jumlah embrio dan kualitas embrio yang baik untuk di transfer ke rahim dengan melalui alat seperti kateter.
5. Terjadinya kehamilan dan tindak lanjut
Apabila setelah pemindahan embrio ke dalam rahim pasien wanita telah berhasil dilakukan, maka wajib untuk dilakukan pengecekan berkala apakah embrio yang telah dipindahkan tersebut terbentuk kehamilan atau tidak.
Jika berhasil terjadi kehamilan, maka pasien juga harus segera memeriksakannya ke dokter spesialis dan mengecek kondisi tubuh dan calon bayinya apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Agar dokter bisa mengetahui hasilnya dan nantinya embrio tersebut akan berubah menjadi janin, kemudian menjadi bayi, dan setelah 9 bulan siap dilahirkan sebagai bayi.
(Tribunhealth.com/Hasna)
Beli Tolak Angin dengan harga menarik di Official Store Shopee
Baca juga: Apa Dampak Tak Pasang Ring Jantung padahal Sudah Disarankan Dokter? dr. Nanda, Sp.JP. FIHA Menjawab